Kepada Yth.
Ibu Kepala Perpustakaan
Universitas Hasanuddin
Ini bulan ramadhan. Mungkin ini adalah kesempatan yang tepat mengakui
dosa dan kesalahanku padamu 30 tahun lebih yang lalu. Aku adalah tamumu
yang paling setia mendatangi rumah yang kau jaga, yaitu perpustakaan
kampus. Begitu seringnya aku berkunjung hingga kau menghafal tidak hanya
nama dan julukanku, tetapi juga kau mengafal gayaku berjalan keluar
masuk perpustakaan. Bagimu, aku adalah pengunjung terbaik yang selalu
masuk dengan salam hangat, membaca dengan tenang di kursi dan meja yang
kau sediakan, dan kemudian pulang dengan ucapan terimakasih yang kau
sembut dengan senyum.
Sikap ramah dan senyummu membuat aku tidak pernah merasa bersalah di
rumahmu. Padahal akulah yang paling banyak membuat ulah sehingga
reputasimu sebagai petugas perpustakaan sedikit ternoda karena begitu
banyak buku-buku perpustakaan yang hilang dari rak-rak yang setiap sore
engkau rapikan kembali. Kau memang tidak mampu mendeteksi wajah para
pencuri buku, karena aku salah satunya tidak berwajah pencuri. Sungguh
aku tidak pernah berniat mencuri buku-buku di perpustakaan apalagi
sampai harus mencoreng reputasimu. Aku sudah lupa judul buku-buku apa
saja yang telah aku ambil di rak bukumu dan menyelipkannya di kaos kaki
lalu melenggang keluar tanpa rasa bersalah. Tapi ada dua buku yang aku
ingat betul, yaitu desertasi Prof. Dr. Mattulada berjudul, "Latoa" dan
buku tidak kalah tebalnya yaitu Das Capital. Karena buku itu tebal dan
tidak mungkin aku membawanya keluar, maka buku-buku tersebut aku sobek.
Setiap buku aku gilir hingga lima kali dan setelah rampung aku jilid
kembali.
Ibu Perpustakaan yang Cantik..!
Maaf telah melupakan namamu. Tapi kalau suatu saat bertemu aku pasti
masih mengingat kecantikanmu dan gigi gilsulmu di bagian kiri. Gigi itu
membuat kau selalu terlihat cantik dan menarik setiap berbicara.
Sejujurnya aku rindu sekali bertemu denganmu untuk menceriterakan bahwa
aku tidak pernah berniat mencuri. Aku terpaksa melakukan itu karena
buku-buku yang aku curi itu tidak kutemukan di toko buku, sedangkan
buku-bukumu banyak yang menarik untuk dibaca. kalau kau ingin
persalahkan aku, maka salahkanlah minat bacaku yang demikian menggila.
Ingatkah ibu ketika Kepala Perpustakaan Besar di Belanda berkunjung
ke perpustakaanmu yang ketika itu diantar sendiri oleh rektor. Rektor
mengeluhkan buku-buku yang masih dianggapnya kurang karena banyak
mahasiswa yang mencuri buku, dan atau meminjam buku tanpa mengembalikan.
Tapi Kepala Perpustakaan itu malah mengatakan, "Kalau mahasiswa mencuri
buku, itu hal yang baik karena itu mengindikatorkan minat baca
mahasiswa cukup tinggi sementara kemampuan pemerintah belum mampu
menyediakan buku dengan harga yang terjangkau.
Ibu Perpustakaan yang cantik..!
Aku sengaja menulis surat ini agar generasi penerusmu yang mengurusi
dan menjaga perpustakaan kampus dapat membenahi sistim pengawasan
perpustakaan. Jangan biarkan mahasiswa masuk perpustakaan dengan membawa
tas atau barang-barang lain di luar keperluan membaca. Dan yang paling
utama tempatkan petugas di front door untuk mengawasi keluar masuknya
mahasiswa.
Jakarta, 6 Agustus 2012
Hormat Saya,
Bung Komar
Banyak rahasia yang tersembunyi di Langit. Untuk mengenalnya, dekatkan diri pada Illahi agar tirai ilmu terurai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Poll
Total Pageviews
Categories
- artikel (10)
- Bung Safety (1)
- Catatan (23)
- Cerpen (3)
- essay (27)
- Kenakalan Kreatif (4)
- Monolog (2)
- Perjalanan (5)
- Pidato (4)
- PUISI (33)
- Resensi (5)
- Serial Kecelakaan Transportasi (8)
- Suma menagih tuhan (14)
- Surat-Surat (9)
Popular Posts
-
Bismillahir Rahmanir Rahim Assalamu Alaikum Wr.Wb. 1. Syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan se...
-
Assalamu Alaikum Wr. Wb. Selamat datang teman teman semua. Terimakasih telah menyempatkan waktu di tengah kesibukan kita masing...
-
Pada Hari Rabu, 27 Februari 2013 sekitar pukul 07.30 WIB sebuah mobil Nissan, Bus Pariwisata PO.Mustika Mega Utama dengan flat kuning b...
-
Dalam kesempatan dinas mengunjungi ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Manado, aku sudah disuguhi pengalaman yang seperti wajib untuk dibagi...
-
Assalamu Alaikum Wr.Wb. Semua di antara kita pernah diam, tetapi kita tak pernah memperhatikan atau mencatat “diam” sebagai bagia...
-
Sebulan sebelum pernikahan putra pertamaku, aku mendengar istri, anak dan calon menantuku tengah berdiskusi hangat tentang souv...
-
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM ASALAMU ALAIKUM WR. WB. Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan...
-
Namanya, RR. Sri Wahyu Handayani, biasa disapa dengan panggilan akrab, Yenny. Kecantikannya tidak diragukan, kulitnya putih, ramb...
-
Kenali perbatasan negaramu, maka kau akan mengenali bentuk, situasi dan keadaan beranda terdepan negaramu. Siapapun yang melintasi perb...
-
Sembilan tahun tulisan ini kuendapkan Tak ada niat sekalipun untuk mempublikasikannya, karena setiap alinea tulisan ini kulalui deng...
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Labels
- artikel (10)
- Bung Safety (1)
- Catatan (23)
- Cerpen (3)
- essay (27)
- Kenakalan Kreatif (4)
- Monolog (2)
- Perjalanan (5)
- Pidato (4)
- PUISI (33)
- Resensi (5)
- Serial Kecelakaan Transportasi (8)
- Suma menagih tuhan (14)
- Surat-Surat (9)
Blog Archive
-
▼
2014
(47)
-
▼
Januari
(18)
- DARI COBLOS KE CONTRENG
- SIAPA
- SEPENGGAL CERITERA KETIKA TSUNAMI MENGHANTAM ACEH (2)
- CANDU
- HANYA KITA
- MARI BINGUNG MENCARI KESALAHAN
- KEMBALINYA SANG PENGANTIN
- RUMAH ASPIRASI
- MENCARI DALAM MIMPI
- ISAK TANGIS IBU PERTIWI
- KETIKA MONAS BERWAJAH MURUNG
- JENDELA HATI
- PUISI-PUISI PENDEK
- TERJEBAK PEMBERITAAN MEDIA
- PINISI (1)
- MENCARI RASA TAHUN BARU
- MAAF TELAH MENCURI BUKUMU
- REPORTASE PAGI DI AWAL TAHUN 2014
-
▼
Januari
(18)
Astsga Zul, biasanya buku utuh yg dibawa.ha..ha..ha..ruar biasa.