Dalam
kesempatan dinas mengunjungi ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Manado,
aku sudah disuguhi pengalaman yang seperti wajib untuk dibagikan kepada
semua orang, terutama kepada mereka yang akan berkunjung ke kota Manado
yang terkenal dengan ikon 3B (Bunaken, bubur Manado, dan Bibir Manado),
beberapa orang menambahkan menjadi 5B dengan tambahan Boulevard dan
Bandaranya. Mengapa bandara ?
Jika
anda tiba di bandara Sam Ratulangi, Manado, pastikan ada sanak
keluarga, handai taulan ataupun teman yang menjemputmu. Kalau tidak,
anda tidak punya pilihan lain selain berhadapan dengan taksi-taksi di
bandara (tidak etis menyebut nama-nama perusahaan taksinya) yang akan
mengenakan tarif di luar perkiraanmu.
Para
supir taxi dengan ramah menawarkan taksinya. Jika anda tidak menolak,
mereka langsung mengangkat dan memasukkan barang-barangmu ke dalam
bagasi. Berjalan 10 meter, barulah kita sadar bahwa argometer tidak
berjalan dan mulailah tawar menawar. Mereka umumnya menawarkan harga
Rp85.000 hingga 120.000 dari bandara masuk ke kota Manado. Anda sudah
terjebak ke dalam perangkapnya. Kalaupun anda ngotot meminta menjalankan
argometernya dengan mengancam akan turun dari taxinya, barulah ia
bersedia menjalankan argokudanya dan hasil akhirnya sama juga.
Sopir-sopir itu juga terkenal dengan julukan argomulut, begitu kita naik
taksi kita rasakan mulutnya beraroma minuman keras. Tarif taksi
sebenarnya dari bandara ke dalam kota hanya berkisar Rp.40 ribu s.d.
Rp.50 ribu.
Apakah
tidak ada taxi lain ? Ada Blue Bird taksi, tapi otoritas bandara
menerapkan kebijakan diskriminatif, melarang armada taksi lain
beroperasi dalam areal bandara. Walikota Manado sudah berjanji akan
memanggil PT Angkasa Pura agar mengizinkan taksi lain ikut beroperasi di
wilayah publik, bandara. Tapi nyatanya Blue bird belum diizinkan
mengambil penumpang di bandara. Bisa jadi otoritas bandara telah
mengizinkan tetapi para supir taksi bandara melarangnya, dan otoritas
tidak mau tahu apa yang terjadi.
Menurut
ceritera salah seorang sopir taksi Blue bird, mereka seringkali
dilempari jika mengambil penumpang di bandara, padahal mereka ke bandara
karena ditelepon oleh pelanggan. Sebenarnya yang kasihan adalah
masyarakat yang membutuhkan taksi yang sesuai tarif. Untuk tetap
pelayani permintaan pelanggan/penumpang, manajemen Blue Bird mengirimkan
mobil silver flat hitam ke bandara untuk menjemput pelanggan dengan
tarif yang sama dengan Blue bird flat kuning.
Kepada
anda yang akan berkunjung ke Manado tetapi tidak punya sanak saudara
atau teman untuk menjemput. Saya sarankan jika barang bawaan anda tidak
banyak, lebih baik jalan kaki sedikit ke luar gerbang bandara dan
menunggu taksi Blue Bird di sana. Atau pergunakan jasa Ojek motor yang
ongkos masuk ke dalam kota Manado berkisar Rp. 25.000,- s.d. Rp. 30.000.
kalau barang bawaan anda cukup banyak dan tidak muat untuk satu ojek
motor, saya sarankan anda menelepon taksi Blue Bird ke nomor
0431-861234, setelah itu bersabarlah menunggu sekitar 10 sampai 15
menit. Sementara menunggu anda bisa minum kopi dan makan-makan ringan
yang harganya relative murah untuk ukuran harga makanan di bandara.
Mohon maaf, catatan pengalaman ini terjadi 7 tahun yang lalu. Berharap semua hal telah berubah.
0 komentar:
Posting Komentar