PERINGATAN
MAULID
Hari minggu itu anak-anak tanggung
sudah lebih dahulu bersiap-siap daripada orang tua mereka. Inilah peringatan
Maulid pertama sejak didirikannya Masjid Nurul Islam. Seluruh penghuni kompleks
sudah diberi undangan untuk hadir dan tampaknya tidak ada doantara mereka yang
tidak akan hadir.
Biasanya pada hari minggu anak-anak
mendesak orang tuanya untuk rekreasi atau mengunjungi keluarga yang mereka
cintai, atau berjalan-jalan ke pusat-pusat keramaian untuk melepaskan lelah dan
menikmati arti hari libur. Tetapi hari ini semua bersiap-siap ke masjid.
Penganan-penganan mulai diangkut ke tempat peringatan. Ada yang menyumbang
kue-kue, minuman botol, ada juga yang menyumbang uang untik biaya kepanitiaan.
Dokter Hendra bersama istrinya
berjalan menuju masjid. Setiap kenalan yang melihat merasa senang dan dengan
tersenyum datang menyalaminya. Tiba di masjid ia mengambil tempat duduk agak di
belakang, tetapi segera Ustadz Fahmi berdiri dan membimbingnya ke depan.
Dokter Hendra merasakan suasana yang
lain. Di tempat
prakteknya ia berhubungan dengan pasiennya seperti antara dua orang yang diikat
oleh kepent9ingan masing-masing. Pasien ingin sembuh dan dokter butuh imbalan.
Tetapi di tempat ini orang berhubungan tanpa kepentingan kecuali atas dasar
persaudaraan Islam dan pengabdian kepada Tuihan Sang Pencipta. Dokter Hendra
dalam sekejap mata memandang jamaah, yang beberapa waktu lalu sangat asing
baginya, sebagai saudara kandungnya sendiri.
Sebuah
kendaraan berhenti di halaman masjid dan Ustadz Fahmi beserta panitia datang
menyambut. Inilah muballiq tenar yang akan menyampaikan Hikmah Maulid pada
acara puncak peringatan Maulid di Masjid Nurul Islam.
Dengan
tenang dan penuh wibawa muballiq Haji Nawawi naik ke atas mimbar dan memberikan
salam pembukaan yang disambut riuh oleh para jamaah. Pada usianya menjelang
senja suaranya terdengar masih lantang. Namun gayanya tetap terkesan santri
kendatipun diselingi humor humor.
Ia menerangkan
bahwa riwayat Nabi Muhammad telah ditulis oleh para ahli baik yang muslim maupun
non muslim. Beratus judul buku dalam belasan Bahasa riwayat nabi diulas oleh
para cendekiawan dari berbagai sudut pandang, dan sampai hari ini masih ada
saja buku buku tentang nabi Muhammad yang diterbitkan. Dan Insya Allah pada
masa-masa mendatang riwayat beliau akan terus digali oleh generasi berikutnya
secara sambung menyambung.
Kemudian
muballiq menceriterakan tentang bagaimana mula-mula Nabi Muhammad menyeru orang
untuk memeluk Agama Islam. Praktis ia hanya seorang diri menghadapi manusia-manusia
sekelilingnya yang pada saat itu masih jahiliah. Bagaimana sebelumnya ia
dihormati dan dipuja orang karena ketinggian budinya. Tetapi setelah ia
memanggil orang menyembah Tuhan Yang Esa, orang berbalik membencinya, menghina
dan memusuhinya. Sepanjang hidup beliau dan pengikut-pengikutnya di Mekkah dan
Madinah betul betul sarat dengan pengalaman yang tidak mengenakkan hati. Dan
semua itu di lakoninya hanya untuk menegakkan Islam yang Hak.
Dokter
Hendra meresapi perjuangan Nabi Muhammad yang tak kenal menyerah menegakkan
Islam pada pertama kalinya.
Bersambung .....
0 komentar:
Posting Komentar