LOKOMOTIF BAK HANTU BERJALAN SENDIRI

Kamis, 12 Februari 2015


Minggu, 28 April 2013, pukul 04.05 WIb terjadi Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) yang aneh dari sebuah kelalain sehingga sebuah lokomotif CC 2039816 dari Dipo Lokomotif Semarang Poncol meluncur sendiri sepanjang 17 km hingga akhirnya anjlok dan terguling di petak jalan antara Stasiun Mangkang – Stasiun Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah.

Hari itu, pukul 00.30 Lokomotif CC 2039816 masuk jalur I Dipo Lokomotif Semarang Poncol setelah membawa KA 12 Argo Sindoro dari Stasiun Gambir, Jakarta. Di Dipo ini lokomotif tersebut di matikan untuk pengecekan volume dan pengisian bahan bakar serta menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum dipakai kembali untuk membawa KA 11 Argo Sindoro menuju Stasiun Gambir. Setelah pengisian bahan bakar, lokomotif dihidupkan kembali dan dipindahkan dari Jalur I ke Jalur II.

Pada pukul 00.42 mesin lokomotif kembali dimatikan untuk dilakukan pencucian oleh petugas cleaning service dan pemeriksaan harian (Daily Check/ DC). Sekitar lima belas kemudian mesin lokomotif dihidupkan kembali untuk pemanasan mesin diesel.  Pada saat mempersiapkan lokomotif tersebut, Pengawas Perawatan Harian memposisikan handle pengereman pada “independent full service”, posisi pengaturan mesin (Engine Control Switch) posisi jalan “running”, saklar kemudi “control circuit breaker” posisi “on” dan throttle handle di posisikan 8 full power dan gagang pembalik arah “reverse handle” posisi netral. Putaran mesin lokomotif dinaikkan sampai notch 8 agar cepat mencapai suhu kerja 71 derajat cencius yang ditunjukkan oleh bekerjanya High Idle Relay (HIR).

Langkah berikutnya adalah pemeriksaan kelaikan operasi lokomotif yang meliputi tekanan udara untuk bekerjanya independent brake, automatic brake, dan berfungsinya deadman pedal. Pemeriksaan perlengkapan No Go items lainnya yang ada di kabin masinis yaitu suling lokomotif, lampu sorot, pemadam api, lampu kabin, penghapus kaca, lampu semboyan, stop block, speedometer dalam kondisi siap pakai dan radio lokomotif dengan check in ke petugas Pusat Kendali (PK).

Setelah selesai pemeriksaan perlengkapan No Go items yang ada di kabin lokomotif, Pengawas Perawatan Harian tersebut turun dari kabin lokomotif untuk melanjutkan pemeriksaan peralatan yang berada di bogie yaitub rem blok, roda dan baut gear box. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan peralatan yang ada di ujung pendek lokomotif yaitu cowhanger, selang air brake, dan rantai pengaman seluruhnya dalam keadaan baik. Sewaktu keluar dari kabin lokomotif tadi, posisi Engine Control Switch (ECS) tetap dalam posisi running, saklar kemudi posisi on, dan gagang pembalik arah tidak dicabut.

Pada pukul 04.05 WIB, saat Pengawas Perawatan Harian memeriksa  rantai pengaman pada ujung panjang lokomotif, ia mendengar suara mesin diesel bertambah keras dan lokomotif yang baru saja ditinggalkannya mulai berjalan perlahan dari jalur II menuju batas emplasemen Dipo Lokomotif melewati wesel 43. Petugas Perawatan Harian tersebut mengira bahwa lokomotif CC 2039816 telah diambil alih dan dibawa oleh petugas Pengantar Lok (PL) untuk segera bertugas membawa KA 11 Argo Sindoro tanpa ada serah terima darinya.

Pengawas Perawatan Harian tersebut baru sadar, terperanjat dan mulai panik ketika melihat petugas PL yang disangkakan membawa lokomotif tersebut ternyata masih berada di ruang pengawasan menunggu serah terima lokomotif. Ia sempat berujar kepada petugas PL bahwa lokomotifnya di bawa oleh orang tak dikenal. Pengawas Perawatan Harian tersebut segera berlari mengejar lokomotif yang berjalan sendiri tersebut. Tetapi karena laju lokomotif jauh lebih cepat dari kemampuan pengejarnya, maka Pengawas Perawatan Harian segera kembali ke kantor pengawasan dan segera menghubungi dan melaporkan persoalannya kepada Pengawas Peron Stasiun Semarang Poncol.

Sebagai langkah pengamanan dan pengendalian terhadap lokomotif yang telah berjalan sendiri, petugas di Kantor Pusat  Kendali segera meberitahukan ke semua petugas pengatur perjalanan kereta api yang dilalui oleh lokomotif berjalan sendiri. Petugas Pengatur Perjalanan kemudian meneruskan informasi tersebut ke semua Petugas Jaga Lintasan agar menutup pintu perlintasan untuk mengamankan lokomotif yang berjalan tanpa kendali (laratan lokomotif) tersebut.

Sementara itu lokomotif tanpa awak ini terus bergerak  bagaikan kereta hantu. Semakin jauh kecepatannya semakin bertambah. Pada lepasan pertama kecepatannya mencapai 45 km/perjam, memasuki stasiun Jerakah sekitar km 3 dan km 4 kecepatannya mencapai 121 km/perjam, masuk ke km 7 kecepatannya telah mencapai 126 km/perjam. 10 kemudian, setelah menempuh perjalanan sekitar 17 km, lokomotif tanpa awak ini telah mencapai kecepatan 145 km/ perjam dan kemudian di antara Stasiun Mangkang dan Stasiun Kaliwungu, petualangan lomotif tanpa awak ini berakhir pada sebuah belokan. Lokomotif tersebut anjlok dan terlempar sejauh 10 meter dari jalur rel kereta api.

Beruntung lokomotif tanpa awak ini tidak menubruk kendaraan dan kereta lainnya sehjingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan. Namun demikian kerusakan yang ditimbulkan cukup besar, terutama lokomotif sendiri, jalur rel dan terhalangnya mobilitas jalur kereta di lokasi titik anjlokan selama kurang lebih lima jam. Perjalanan kereta api juga tidak ada yang dibatalkan, kecuali hanya keterlambatan jadwal perjalaan kereta api karena menunggu selesainya evakuasi lokomotif CC 2039816 tanpa awak itu.


Investigasi KNKT menemukan bahwa pangkal masalahnya berada pada kelalaian Pengawas Perawatan Harian yang meninggalkan kabin lokomotif tanpa mencabut terlebih dahulu reverse handle-nya. Faktor lain adalah tidak dilaksanakannya prosedur serah terima lokomotif dari Pengawas Perawatan Harian kepada Petugas Lok. Inipun dikarenakan kebiasaan yang selama ini berlangsung di Stasiun Semarang Poncol, yaitu pengambilan lokomotif oleh petugas PL tanpa bertemu Pengawas Perawatan Harian, sehingga pengawas menganggap lokomotif tanpa awak itu telah diambil oleh petugas PL. Ini suatu pelajaran yang berharga bagi pengelola perkeretaapian agar lebih meningkatkankan manajemen keselamatan dalam operasionalisasi transportasi kereta api di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar