Minggu,
28 April 2013, pukul 04.05 WIb terjadi Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH) yang
aneh dari sebuah kelalain sehingga sebuah lokomotif CC 2039816 dari Dipo
Lokomotif Semarang Poncol meluncur sendiri sepanjang 17 km hingga akhirnya
anjlok dan terguling di petak jalan antara Stasiun Mangkang – Stasiun
Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah.
Hari
itu, pukul 00.30 Lokomotif CC 2039816 masuk jalur I Dipo Lokomotif Semarang
Poncol setelah membawa KA 12 Argo Sindoro dari Stasiun Gambir, Jakarta. Di Dipo
ini lokomotif tersebut di matikan untuk pengecekan volume dan pengisian bahan
bakar serta menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum dipakai kembali untuk
membawa KA 11 Argo Sindoro menuju Stasiun Gambir. Setelah pengisian bahan
bakar, lokomotif dihidupkan kembali dan dipindahkan dari Jalur I ke Jalur II.
Pada
pukul 00.42 mesin lokomotif kembali dimatikan untuk dilakukan pencucian oleh
petugas cleaning service dan
pemeriksaan harian (Daily Check/ DC).
Sekitar lima belas kemudian mesin lokomotif dihidupkan kembali untuk pemanasan
mesin diesel. Pada saat mempersiapkan
lokomotif tersebut, Pengawas Perawatan Harian memposisikan handle pengereman
pada “independent full service”,
posisi pengaturan mesin (Engine Control Switch) posisi jalan “running”,
saklar kemudi “control circuit breaker”
posisi “on” dan throttle handle di posisikan 8 full power dan gagang pembalik
arah “reverse handle” posisi netral. Putaran mesin lokomotif dinaikkan sampai notch
8 agar cepat mencapai suhu kerja 71 derajat cencius yang ditunjukkan oleh
bekerjanya High Idle Relay (HIR).
Langkah
berikutnya adalah pemeriksaan kelaikan operasi lokomotif yang meliputi tekanan
udara untuk bekerjanya independent brake, automatic brake, dan berfungsinya
deadman pedal. Pemeriksaan perlengkapan No Go items lainnya yang ada di kabin
masinis yaitu suling lokomotif, lampu sorot, pemadam api, lampu kabin,
penghapus kaca, lampu semboyan, stop block, speedometer dalam kondisi siap
pakai dan radio lokomotif dengan check in ke petugas Pusat Kendali (PK).
Setelah
selesai pemeriksaan perlengkapan No Go items yang ada di kabin lokomotif,
Pengawas Perawatan Harian tersebut turun dari kabin lokomotif untuk melanjutkan
pemeriksaan peralatan yang berada di bogie yaitub rem blok, roda dan baut gear
box. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan peralatan yang ada di ujung pendek
lokomotif yaitu cowhanger, selang air brake, dan rantai pengaman seluruhnya
dalam keadaan baik. Sewaktu keluar dari kabin lokomotif tadi, posisi Engine
Control Switch (ECS) tetap dalam posisi running, saklar kemudi posisi on, dan
gagang pembalik arah tidak dicabut.
Pada
pukul 04.05 WIB, saat Pengawas Perawatan Harian memeriksa rantai pengaman pada ujung panjang lokomotif,
ia mendengar suara mesin diesel bertambah keras dan lokomotif yang baru saja
ditinggalkannya mulai berjalan perlahan dari jalur II menuju batas emplasemen
Dipo Lokomotif melewati wesel 43. Petugas Perawatan Harian tersebut mengira
bahwa lokomotif CC 2039816 telah diambil alih dan dibawa oleh petugas Pengantar
Lok (PL) untuk segera bertugas membawa KA 11 Argo Sindoro tanpa ada serah
terima darinya.
Pengawas
Perawatan Harian tersebut baru sadar, terperanjat dan mulai panik ketika
melihat petugas PL yang disangkakan membawa lokomotif tersebut ternyata masih
berada di ruang pengawasan menunggu serah terima lokomotif. Ia sempat berujar
kepada petugas PL bahwa lokomotifnya di bawa oleh orang tak dikenal. Pengawas Perawatan
Harian tersebut segera berlari mengejar lokomotif yang berjalan sendiri
tersebut. Tetapi karena laju lokomotif jauh lebih cepat dari kemampuan
pengejarnya, maka Pengawas Perawatan Harian segera kembali ke kantor pengawasan
dan segera menghubungi dan melaporkan persoalannya kepada Pengawas Peron
Stasiun Semarang Poncol.
Sebagai
langkah pengamanan dan pengendalian terhadap lokomotif yang telah berjalan
sendiri, petugas di Kantor Pusat Kendali
segera meberitahukan ke semua petugas pengatur perjalanan kereta api yang
dilalui oleh lokomotif berjalan sendiri. Petugas Pengatur Perjalanan kemudian
meneruskan informasi tersebut ke semua Petugas Jaga Lintasan agar menutup pintu
perlintasan untuk mengamankan lokomotif yang berjalan tanpa kendali (laratan
lokomotif) tersebut.
Sementara
itu lokomotif tanpa awak ini terus bergerak
bagaikan kereta hantu. Semakin jauh kecepatannya semakin bertambah. Pada
lepasan pertama kecepatannya mencapai 45 km/perjam, memasuki stasiun Jerakah
sekitar km 3 dan km 4 kecepatannya mencapai 121 km/perjam, masuk ke km 7
kecepatannya telah mencapai 126 km/perjam. 10 kemudian, setelah menempuh
perjalanan sekitar 17 km, lokomotif tanpa awak ini telah mencapai kecepatan 145
km/ perjam dan kemudian di antara Stasiun Mangkang dan Stasiun Kaliwungu, petualangan
lomotif tanpa awak ini berakhir pada sebuah belokan. Lokomotif tersebut anjlok
dan terlempar sejauh 10 meter dari jalur rel kereta api.
Beruntung
lokomotif tanpa awak ini tidak menubruk kendaraan dan kereta lainnya sehjingga
tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan. Namun demikian kerusakan yang
ditimbulkan cukup besar, terutama lokomotif sendiri, jalur rel dan terhalangnya
mobilitas jalur kereta di lokasi titik anjlokan selama kurang lebih lima jam.
Perjalanan kereta api juga tidak ada yang dibatalkan, kecuali hanya
keterlambatan jadwal perjalaan kereta api karena menunggu selesainya evakuasi
lokomotif CC 2039816 tanpa awak itu.
0 komentar:
Posting Komentar