Sesuai dengan izin trayek
yang dikantongi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, KM Salvia milik PT.
Bukit Merapian Nusantara Line sebagai kapal penumpang penyeberangan (Ro-Ro
Passenger) melayani rute pelayaran Tanjung Priok - Pangkalan Balam (PP),
tanjung Priok – Tanjung Pandan/Tanjung Rou (PP), Tanjung Priok – Pontianak
(PP), dan Tanjung Priok – Banjarmasin (PP).
Hari itu, tanggal 8 Februari
2011, pukul 02.30 WIB, KM Salvia bertolak dari dermaga 107 Pelabuhan I Tanjung
Priok, Jakarta menuju Pelabuhan Pangkalan Balam, Bangka Belitung dengan membawa
238 penumpang termasuk 50 supir truk dan kernet serta 39 kendaraan roda empat
dan 1 kendaraan roda dua. KM Salvia yang berukuran GT 2.439 ini memiliki
kapasitas angkut 525 penumpang dan 40 unit kendaraan roda empat. Dengan
kecepatan 9 – 10 knots pada putaran mesin induk 450 RPM hanya dalam waktu 15
menit KM Salvia telah berada di sebelah Timur sekitar Pulau Damar, Kepulauan
Seribu.
Melihat laju KM Salvia,
nakhoda memerintahkan Kepala Kamar Mesin (KKM) untuk mengubah kecepatan ke full
away (kecepatan oprasional penuh). Atas perintah tersebut KKM melakukan
perubahan kecepatan hingga putaran mesin mencapai 490 Rpm. Tiba-tiba terdengar
suara alarm analog di ruang kontrol kamar mesin. KKM memerintah masinis jaga
untuk memeriksa penyebab alarm berbunyi. Masinis memerintahkan Juru Minyak Jaga
memeriksa kondisi kamar mesin induk. Juru minyak melaporkan bahwa ia tidak
menemukan penyebab alarm berbunyi. Tidak berapa lama setelah juru minyak
kembali ke ruang kontrol kamar mesin, fresh water cooling exhaust valve alarm
berbunyi. Pada saat masinis dan juru minyak melakukan pengecekan tampaklah
percik api di mesin induk kiri, dekat manifold gas buang.
Masinis Jaga segera
memerintahkan Juru Minyak Jaga untuk melakukan pemadaman dengan mempergunakan
APAR sementara Masinis Jaga menutup keran bahan bakar yang mengalir ke mesin
induk dan menekan tombol emergency stop
main engine. Masinis Jaga kemudian kembali ke ruang kontrol dan melaporkan
kondisi tersebut ke anjungan.
Penanganan
keselamatan
Mendapatkan laporan tentang
kebakaran tersebut, Nakhoda segera membunyikan general alarm kebakaran sebanyak
7 kali panjang berturut-turut selama 2 menit dan mengumumkan kepada public
addressor agar sebahagian awak kapal menuju kamar mesin untuk membantu
pemadaman, sebahagian diperintahkan untuk lego jangkar, dan sebahagian lagi
mengarahkan penumpang untuk segera memakai jaket penolong dan mengumpulkan
mereka di Muster Station di buritan geladak.
Selanjutnya Nakhoda memerintahkan markonis menginformasikan
kepada Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok dan kapal-kapal terdekat melalui
radio channel 16 dan 12. Nakhoda tidak lupa melaporkan pula kejadian kebakaran
tersebut kepada DPA (Designated Person Ashore) yaitu penghubung antara pimpinan
puncak pemilik kapal dengan awak kapal.
sementara itu di muster
station keadaan penumpang dapat dikendalikan karena para penumpang bersikap
responsif terhadap pengaturan keselamatan yang diatur oleh awak kapal KM.
Salvia. Tidak kurang dari 26 unit inflatable liferaft (ILR) dan 1 unit rescue
boat yang berada di upper deck diturunkan untuk persiapan evakuasi penumpang. Sebahagian
besar penumpang dengan mengutamakan terlebih dahulu wanita dan anak-anak keluar
melalui pintu pandu lambung kiri kapal untuk naik ke rescue boat, selanjutkan
dipindahkan ke ILR. Setiap ILR dipandu oleh seorang awak kapal. Kemudian semua
penumpang di evakuasi ke KM Sahabat dan tiga kapal tunda milik PT Pelindo II
yang telah menunggu di samping kapal KM Salvia. Seluruh penumpang dievakuasi ke
kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. Setelah dilakukan pemeriksaan
kesehatan, semua penumpang dinyatakan selamat dan dalam kondisi sehat. Mereka
untuk sementara di tempatkan di Hotel Sepinggan, Tanjung Priok, Jakarta.
Sementara itu, Api yang mebakar mesin induk KM Salvia telah berhasil
dipadamkan.
Investigasi yang dilakukan
oleh KNKT dengan mengumpulkan berbagai data tentang kapal dan pemeriksaan ke
ruang mesin induk yang terbakar ditemukan fakta bahwa titik awal api berada di
sekitar manifold gas buang antara slender 1 dan 2. Setelah dilakukan analisis terhadap
unsur-unsur pemicu kebakaran, disimpulkan adanya kebocoran pada pipa bahan
bakar tekanan tinggi. Lubang kebocoran diperkirakan sangat kecil sehingga pada
saat bahan bakar melewati kebocoran tersebut terjadi pembentukan gas jenuh
bahan bakar. Kebocoran itu sendiri diindikasikan terjadi karena getaran mesin
induk yang terus menerus yang membuat baut pengikat menjadi kendor atau
pemasangan packing yang tidak presisi sehingga belum mengikat secara sempurna.
Komite Nasional Keselamatan
Transportasi dalam laporannya memberikan apresiasi terhadap penanganan kondisi
darurat yangh dilakukan oleh Nakhoda dan awak KM Salvia sehingga kebakaran
dapat teratasi dan seluruh penumpang dapat diselamatkan. Apa yang dilakukan
oleh Nakhoda sudah sesuai dengan Koda Manajemen Keselamatan Internasional,
dimana Nakhoda sebagai perwakilan perusahaan memiliki kewenangan untuk
mengambil keputusan yang dianggap perlu untuk menyelamatkan jiwa pelayar,
muatan, dan kapal itu sendiri.
Tindakan nakhoda yang segera
memberitahukan kejadian kepada Syahbandar terdekat sudah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 51/2002 tentang Perkapalan, pasal 88, “setiap terjadi kecelakaan kapal, nahkoda dan
atau pemilik kapal pada kesempatan pertama wajib melaporkan kepada syahbandar
di pelabuhan terdekat atau kepada perwakilan Republik Indonesia terdekat
apabila kecelakaan terjadi di luar negeri.”
Bahkan dengan pemberitahuan tersebut, maka Syahbandar Kelas Utama
tanjung Priok segera mengirimkan 3 kapal tunda untuk membantu KM. Salvia.
begitupun juga tindakan Nakhoda yang segera melaporkan kejadian kepada DPA (Designated Person Ashore)
Langkah-langkah penanganan
dan pembagian tugas yang diinstruksikan Nakhoda kepada awaknya terlaksana
dengan baik sehingga kebakaran tidak meluas dan dapat dipadamkan sementara
penanganan keselamatan penumpang juga tertangani dengan baik. Bahkan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Sunaryo memberikan apresiasi
kepada para penumpang karena bersedia mengikuti arahan awak kapal saat
evakuasi.
Bersama ketua KNKT, Tatang Kurniadi. |
0 komentar:
Posting Komentar