PENANGANAN TEPAT DALAM KONDISI DARURAT, KEBAKARAN KAPAL KM.SALVIA

Minggu, 15 Februari 2015


Sesuai dengan izin trayek yang dikantongi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, KM Salvia milik PT. Bukit Merapian Nusantara Line sebagai kapal penumpang penyeberangan (Ro-Ro Passenger) melayani rute pelayaran Tanjung Priok - Pangkalan Balam (PP), tanjung Priok – Tanjung Pandan/Tanjung Rou (PP), Tanjung Priok – Pontianak (PP), dan Tanjung Priok – Banjarmasin (PP). 

Hari itu, tanggal 8 Februari 2011, pukul 02.30 WIB, KM Salvia bertolak dari dermaga 107 Pelabuhan I Tanjung Priok, Jakarta menuju Pelabuhan Pangkalan Balam, Bangka Belitung dengan membawa 238 penumpang termasuk 50 supir truk dan kernet serta 39 kendaraan roda empat dan 1 kendaraan roda dua. KM Salvia yang berukuran GT 2.439 ini memiliki kapasitas angkut 525 penumpang dan 40 unit kendaraan roda empat. Dengan kecepatan 9 – 10 knots pada putaran mesin induk 450 RPM hanya dalam waktu 15 menit KM Salvia telah berada di sebelah Timur sekitar Pulau Damar, Kepulauan Seribu.

Melihat laju KM Salvia, nakhoda memerintahkan Kepala Kamar Mesin (KKM) untuk mengubah kecepatan ke full away (kecepatan oprasional penuh). Atas perintah tersebut KKM melakukan perubahan kecepatan hingga putaran mesin mencapai 490 Rpm. Tiba-tiba terdengar suara alarm analog di ruang kontrol kamar mesin. KKM memerintah masinis jaga untuk memeriksa penyebab alarm berbunyi. Masinis memerintahkan Juru Minyak Jaga memeriksa kondisi kamar mesin induk. Juru minyak melaporkan bahwa ia tidak menemukan penyebab alarm berbunyi. Tidak berapa lama setelah juru minyak kembali ke ruang kontrol kamar mesin, fresh water cooling exhaust valve alarm berbunyi. Pada saat masinis dan juru minyak melakukan pengecekan tampaklah percik api di mesin induk kiri, dekat manifold gas buang.

Masinis Jaga segera memerintahkan Juru Minyak Jaga untuk melakukan pemadaman dengan mempergunakan APAR sementara Masinis Jaga menutup keran bahan bakar yang mengalir ke mesin induk dan menekan tombol emergency stop main engine. Masinis Jaga kemudian kembali ke ruang kontrol dan melaporkan kondisi tersebut ke anjungan.

Penanganan keselamatan
Mendapatkan laporan tentang kebakaran tersebut, Nakhoda segera membunyikan general alarm kebakaran sebanyak 7 kali panjang berturut-turut selama 2 menit dan mengumumkan kepada public addressor agar sebahagian awak kapal menuju kamar mesin untuk membantu pemadaman, sebahagian diperintahkan untuk lego jangkar, dan sebahagian lagi mengarahkan penumpang untuk segera memakai jaket penolong dan mengumpulkan mereka di Muster Station di buritan geladak.

Selanjutnya Nakhoda  memerintahkan markonis menginformasikan kepada Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok dan kapal-kapal terdekat melalui radio channel 16 dan 12. Nakhoda tidak lupa melaporkan pula kejadian kebakaran tersebut kepada DPA (Designated Person Ashore) yaitu penghubung antara pimpinan puncak pemilik kapal dengan awak kapal.

sementara itu di muster station keadaan penumpang dapat dikendalikan karena para penumpang bersikap responsif terhadap pengaturan keselamatan yang diatur oleh awak kapal KM. Salvia. Tidak kurang dari 26 unit inflatable liferaft (ILR) dan 1 unit rescue boat yang berada di upper deck diturunkan untuk persiapan evakuasi penumpang. Sebahagian besar penumpang dengan mengutamakan terlebih dahulu wanita dan anak-anak keluar melalui pintu pandu lambung kiri kapal untuk naik ke rescue boat, selanjutkan dipindahkan ke ILR. Setiap ILR dipandu oleh seorang awak kapal. Kemudian semua penumpang di evakuasi ke KM Sahabat dan tiga kapal tunda milik PT Pelindo II yang telah menunggu di samping kapal KM Salvia. Seluruh penumpang dievakuasi ke kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok. Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, semua penumpang dinyatakan selamat dan dalam kondisi sehat. Mereka untuk sementara di tempatkan di Hotel Sepinggan, Tanjung Priok, Jakarta. Sementara itu, Api yang mebakar mesin induk KM Salvia telah berhasil dipadamkan.

Investigasi yang dilakukan oleh KNKT dengan mengumpulkan berbagai data tentang kapal dan pemeriksaan ke ruang mesin induk yang terbakar ditemukan fakta bahwa titik awal api berada di sekitar manifold gas buang antara slender 1 dan 2.  Setelah dilakukan analisis terhadap unsur-unsur pemicu kebakaran, disimpulkan adanya kebocoran pada pipa bahan bakar tekanan tinggi. Lubang kebocoran diperkirakan sangat kecil sehingga pada saat bahan bakar melewati kebocoran tersebut terjadi pembentukan gas jenuh bahan bakar. Kebocoran itu sendiri diindikasikan terjadi karena getaran mesin induk yang terus menerus yang membuat baut pengikat menjadi kendor atau pemasangan packing yang tidak presisi sehingga belum mengikat secara sempurna.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi dalam laporannya memberikan apresiasi terhadap penanganan kondisi darurat yangh dilakukan oleh Nakhoda dan awak KM Salvia sehingga kebakaran dapat teratasi dan seluruh penumpang dapat diselamatkan. Apa yang dilakukan oleh Nakhoda sudah sesuai dengan Koda Manajemen Keselamatan Internasional, dimana Nakhoda sebagai perwakilan perusahaan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang dianggap perlu untuk menyelamatkan jiwa pelayar, muatan, dan kapal itu sendiri.

Tindakan nakhoda yang segera memberitahukan kejadian kepada Syahbandar terdekat sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51/2002 tentang Perkapalan, pasal 88, “setiap terjadi kecelakaan kapal, nahkoda dan atau pemilik kapal pada kesempatan pertama wajib melaporkan kepada syahbandar di pelabuhan terdekat atau kepada perwakilan Republik Indonesia terdekat apabila kecelakaan terjadi di luar negeri.  Bahkan dengan pemberitahuan tersebut, maka Syahbandar Kelas Utama tanjung Priok segera mengirimkan 3 kapal tunda untuk membantu KM. Salvia. begitupun juga tindakan Nakhoda yang segera melaporkan kejadian kepada DPA (Designated Person Ashore)

Langkah-langkah penanganan dan pembagian tugas yang diinstruksikan Nakhoda kepada awaknya terlaksana dengan baik sehingga kebakaran tidak meluas dan dapat dipadamkan sementara penanganan keselamatan penumpang juga tertangani dengan baik. Bahkan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Sunaryo memberikan apresiasi kepada para penumpang karena bersedia mengikuti arahan awak kapal saat evakuasi. 
Bersama ketua KNKT, Tatang Kurniadi. 
                                       

0 komentar:

Posting Komentar