Pilihan
ganda (Multiple choice) kita kenal sebagai salah satu bentuk model alat uji potensi dan kemampuan belajar
siswa. Beberapa bentuk model ujian lainnya adalah soal-soal essay yang lebih
mengandalkan kemampuan nalar dalam
merangkai dan menyusun argumen-argumen. Ada juga bentuk soal yang lebih mudah
seperti pilihan benar dan salah, dimana pilihannya nyaris sama antara jawaban
yang benar dan jawaban yang salah, sehingga jika siswa menjawab terburu-buru
atau tidak berpikir sungguh-sungguh bisa terjebak membenarkan jawaban yang
salah.
Akhir-akhir
ini dalam hampir semua kegiatan berskala
besar, seperti ujian nasional dari tingkat SLTP dan SLTA, Ujian masuk Perguruan
Tinggi Negeri (UMPTN) maupun swasta, Ujian saringan program pasca sarjana,
seleksi calon penerima beasiswa belajar ke luar negeri, seleksi calon pegawai
negeri sipil, dan lain-lain uji kompetensi menerapkan tes yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice test).
Pilihan
ganda biasanya terdiri atas suatu keterangan atau informasi yang belum lengkap.
Untuk melengkapinya seseorang harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan
yang kelima-limanya memiliki kemungkinan benar dan kemungkinan salah. Dari
beberapa alternatif jawaban hanya ada satu jawaban yang benar yaitu satu
jawaban kunci, sementara jawaban-jawaban lain hanya sebagai pengecoh untuk
menggoda, menyesatkan dan mengganggu pikiran kita, ini biasanya disebut dis-tractors. Bagi mereka yang tidak
mengerti soal dan tidak tahu jawabannya, akan dibantu dengan pilihan-pilihan
jawaban. Sebaliknya bagi mereka yang mengerti soalnya dan tahu juga jawabannya,
masih ada kemungkinan disesatkan oleh ketersediaan jawaban-jawaban lain yang
mungkin saja lebih benar dari jawaban benar yang kita sangkakan. Itulah
pilihan-pilihan, dan kita harus memilihnya. Apapun pilihan kita itulah hasil
kita, itulah milik kita, dan itulah nilai kita.
Hidup
yang kita jalani inipun sebenarnya dihadapkan dengan ujian-ujian berupa pilihan
ganda. Yudhistira ANM Massardi dalam salah satu novelnya berjudul “Arjuna
Mencari Cinta” tahun 1977 menulis kalimat dalam salah satu halamannya, “Tiada satupun jalan di dunia ini yang lurus
dan tidak bercabang.” (kalau kalimatnya tidak tepat mohon dimaafkan karena
saya membacanya 30 tahun yang lalu).
Benar
rupanya, ada saat-saat dimana kita semua tanpa sadar tengah berada di
persimpangan. Bingung dan galau untuk melanjutkan perjalanan. Ada jalan lurus
ke depan yang ujungnyapun hanya tampak sebuah titik. Ada jalan ke kanan yang
entah akan melingkar kemana nantinya. Ada jalan ke kanan yang agak menyempit
yang juga entah akan berakhir dimana. Atau akan kembali pulang dalam kehidupan
yang itu-itu juga. Setiap kita harus memilih karena kita tidak mungkin akan
terus berada di persimpangan menghalangi orang-orang yang akan melintas. Waktu
tentu saja tidak bisa menunggu karena jarus jam akan terus berputar. Apapun
pilihan kita dalam ujian kehidupan tersebut, itulah milik kita yang sah.
Ketahuilah
bahwa hidup bukan untuk ditebak, Karena
itu jangan pernah bertanya pada dukun dan paranormal tentang perjalanan hidup
anda. Hidup adalah sebuah alur dimana kitalah yang menentukan kemana alur
itu akan mengarah. Jika anda bertanya dimana titik akhir sebuah
pencapaian hidup, jawabannya ada pada harapan awal di persimpangan.
Oleh
karena itu, sebelum menjalani ujian kehidupan di persimpangan jalan, kita harus
membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan berbagai referensi tentang
pilihan-pilihan yang akan kita pilih. Kita mungkin akan memilih jalan yang
mendaki dan meyakini di sana ada sebuah cahaya harapan yang diimpikan. Atau
kita lebih senang memilih jalan yang lebih mudah, praktis dan tidak melelahkan
tetapi tidak punya bayangan akan berakhir di mana. Atau barangkali anda hanya
akan mengikuti arus, mengikuti langkah kaki orang-orang yang berada di hadapan
anda, meskipun anda sebenarnya tidak tahu kemana arah orang-orang tersebut.
Kalaupun anda tahu arah orang-orang di hadapan anda, apakah arah itu juga
adalah arah yang anda harapkan. Kalau iya, anda hanyalah seorang pengikut. Itu
berarti hidup bukan di tangan anda tetapi ditangan orang yang anda ikuti.
Saya
tidak akan memberikan petunjuk tentang hidup anda karena hidup anda adalah
milik anda yang sah. Hidup ini adalah pilihan, maka pilihlah jalan yang anda
akan lalui. Percayalah bahwa jalan yang ada selalu bercahaya. Masalahnya apakah
cahaya itu adalah cahaya yang anda harapkan. Semua kembali kepada pilihan anda.
Percaya pulalah tidak ada di dunia ini jalan yang menyesatkan. Jika merasa
bahwa hidup anda berada di jalan yang sesat, itu berarti anda tidak berjalan di
jalan yang semestinya. Dengan kata lain, jalan hidup adalah on road, berjalan
pada jalan yang tersedia.
jakarta, 17 Sept 2015
0 komentar:
Posting Komentar