LIFE AND MULTIPLE CHOICE

Rabu, 16 September 2015


Pilihan ganda (Multiple choice) kita kenal sebagai salah satu bentuk  model alat uji potensi dan kemampuan belajar siswa. Beberapa bentuk model ujian lainnya adalah soal-soal essay yang lebih mengandalkan kemampuan nalar  dalam merangkai dan menyusun argumen-argumen. Ada juga bentuk soal yang lebih mudah seperti pilihan benar dan salah, dimana pilihannya nyaris sama antara jawaban yang benar dan jawaban yang salah, sehingga jika siswa menjawab terburu-buru atau tidak berpikir sungguh-sungguh bisa terjebak membenarkan jawaban yang salah.

Akhir-akhir ini dalam hampir semua kegiatan  berskala besar, seperti ujian nasional dari tingkat SLTP dan SLTA, Ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) maupun swasta, Ujian saringan program pasca sarjana, seleksi calon penerima beasiswa belajar ke luar negeri, seleksi calon pegawai negeri sipil, dan lain-lain uji kompetensi menerapkan tes yang berbentuk  pilihan ganda (multiple choice test).

Pilihan ganda biasanya terdiri atas suatu keterangan atau informasi yang belum lengkap. Untuk melengkapinya seseorang harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan yang kelima-limanya memiliki kemungkinan benar dan kemungkinan salah. Dari beberapa alternatif jawaban hanya ada satu jawaban yang benar yaitu satu jawaban kunci, sementara jawaban-jawaban lain hanya sebagai pengecoh untuk menggoda, menyesatkan dan mengganggu pikiran kita, ini biasanya disebut dis-tractors. Bagi mereka yang tidak mengerti soal dan tidak tahu jawabannya, akan dibantu dengan pilihan-pilihan jawaban. Sebaliknya bagi mereka yang mengerti soalnya dan tahu juga jawabannya, masih ada kemungkinan disesatkan oleh ketersediaan jawaban-jawaban lain yang mungkin saja lebih benar dari jawaban benar yang kita sangkakan. Itulah pilihan-pilihan, dan kita harus memilihnya. Apapun pilihan kita itulah hasil kita, itulah milik kita, dan itulah nilai kita.

Hidup yang kita jalani inipun sebenarnya dihadapkan dengan ujian-ujian berupa pilihan ganda. Yudhistira ANM Massardi dalam salah satu novelnya berjudul “Arjuna Mencari Cinta” tahun 1977 menulis kalimat dalam salah satu halamannya, “Tiada satupun jalan di dunia ini yang lurus dan tidak bercabang.” (kalau kalimatnya tidak tepat mohon dimaafkan karena saya membacanya 30 tahun yang lalu). 

Benar rupanya, ada saat-saat dimana kita semua tanpa sadar tengah berada di persimpangan. Bingung dan galau untuk melanjutkan perjalanan. Ada jalan lurus ke depan yang ujungnyapun hanya tampak sebuah titik. Ada jalan ke kanan yang entah akan melingkar kemana nantinya. Ada jalan ke kanan yang agak menyempit yang juga entah akan berakhir dimana. Atau akan kembali pulang dalam kehidupan yang itu-itu juga. Setiap kita harus memilih karena kita tidak mungkin akan terus berada di persimpangan menghalangi orang-orang yang akan melintas. Waktu tentu saja tidak bisa menunggu karena jarus jam akan terus berputar. Apapun pilihan kita dalam ujian kehidupan tersebut, itulah milik kita yang sah.

Ketahuilah bahwa hidup bukan untuk ditebak,  Karena itu jangan pernah bertanya pada dukun dan paranormal tentang perjalanan hidup anda. Hidup adalah sebuah alur dimana kitalah yang menentukan kemana alur itu  akan mengarah.  Jika anda bertanya dimana titik akhir sebuah pencapaian hidup, jawabannya ada pada harapan awal di persimpangan.

Oleh karena itu, sebelum menjalani ujian kehidupan di persimpangan jalan, kita harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan berbagai referensi tentang pilihan-pilihan yang akan kita pilih. Kita mungkin akan memilih jalan yang mendaki dan meyakini di sana ada sebuah cahaya harapan yang diimpikan. Atau kita lebih senang memilih jalan yang lebih mudah, praktis dan tidak melelahkan tetapi tidak punya bayangan akan berakhir di mana. Atau barangkali anda hanya akan mengikuti arus, mengikuti langkah kaki orang-orang yang berada di hadapan anda, meskipun anda sebenarnya tidak tahu kemana arah orang-orang tersebut. Kalaupun anda tahu arah orang-orang di hadapan anda, apakah arah itu juga adalah arah yang anda harapkan. Kalau iya, anda hanyalah seorang pengikut. Itu berarti hidup bukan di tangan anda tetapi ditangan orang yang anda ikuti.

Saya tidak akan memberikan petunjuk tentang hidup anda karena hidup anda adalah milik anda yang sah. Hidup ini adalah pilihan, maka pilihlah jalan yang anda akan lalui. Percayalah bahwa jalan yang ada selalu bercahaya. Masalahnya apakah cahaya itu adalah cahaya yang anda harapkan. Semua kembali kepada pilihan anda. Percaya pulalah tidak ada di dunia ini jalan yang menyesatkan. Jika merasa bahwa hidup anda berada di jalan yang sesat, itu berarti anda tidak berjalan di jalan yang semestinya. Dengan kata lain, jalan hidup adalah on road, berjalan pada jalan yang tersedia.


jakarta, 17 Sept 2015

0 komentar:

Posting Komentar