BUNG SAFETY SUDAH MENGINGATKAN

Rabu, 22 April 2015


Sebagai orang pindahan baru dari kota Makassar, Bung Safety cepat membaurkan diri dengan lingkungan masyarakat di ibu kota Jakarta. Rumah-rumah yang begitu padat di pinggiran laut Tanjung Priok membuat Bung Safety lebih leluasa bertetangga dan bergaul. Orang-orang tua, anak muda, anak-anak kecil yang biasa bermain di jalan, bahkan para penjual jajanan yang sering masuk ke lorong semua disapanya sehingga hanya dalam satu bulan ia mengenal nama tiap-tiap orang.

Setiap kali bertemu orang ia mengenalkan dirinya sebagai Safety, tetapi kemudian ia merasakan namanya seperti nama wanita ketika orang-orang menyapanya dengan “Septi”. Entah siapa yang memulai memanggilnya dengan panggilan Bung Safety sehingga orang-orang mulai ikut-ikutan memanggilnya Bung Safety dan lama kelamaan ia hanya dipanggil dengan panggilan singkat, “Bung”.

Pada awalnya semua orang senang dan bahagia tiap kali didatangi dan di sapa oleh Bung Safety. Bung Safety memang peduli kepada semua orang dan kepada semua masalah yang ada di lingkungannya. Ia tidak segan-segan membantu jika ada persoalan dihadapi oleh tetangga-tetangganya, baik berupa tenaga, pikiran dan saran-saran, bahkan kadang tanpa diminta. Namun lama-kelamaan orang mulai terusuik juga dengan sifat dan kebiasaan Bung Safety. Tetangga mulai mempergunjingkan kebiasaan Bung Safety yang dianggap cerewet,  gila urusan dan suka mencampuri persoalan orang lain yang tidak ada hubungan dengan dirinya.

Ketika berpapasan dengan tetangga yang akan berangkat ke kantor dengan kendaraan bermotor, maka Bung Safety akan mengingatkannya, “coba dulu remnya, lampu depan dan lampu sen. Periksa dan pastikann SIM dan STNK tidak terlupa, kencangkan ikatan helmnya.” Terakhir  ia pesankan untuk berhati-hati di jalan dan jangan lupa untuk membaca doa. Pertama-tama orang menganggap hal itu sebagai bentuk perhatian Bung Safety pada tetangga-tetangga dan kenalannya tetapi lama kelamaan hal itu mereka anggap sebagai kecerewetan.

Pernah suatu kali Bung safety mengingatkankan tetangga yang bersiap-siap berangkat dengan motor mionya, “ pakai helmnya, Pak.”


“Tidak usah Bung, Cuma mau pergi ke pasar sebentar, dekat kok,” jawab tetangganya.

“Kecalakaan tidak menghitung jarak jauh dan dekat, pak. dengan memakai helm selain taat pada aturan lalu lintas,  jika terjadi kecelakaan akibatnya tidak terlalu parah terutama pada kepala yang kemungkinan dapat terjadi geger otak,” kata Bung Safety meyakinkan tetangganya.

“Insya allah tidak akan terjadi apa-apa. saya kan cukup terampil mengendarai kendaraan roda dua.”

“Itu satu kekeliruan. Itu namanya tindakan yang tidak berkeselamatan. Kita tidak boleh berkeyakinan akan selamat selama kita mengabaikan kondisi yang yang berkeselamatan dan bertindak yang tidak selamat.” Bung Safety mengingatkan tetangganya.

Tetangga yang merasa dihalangi keberangkatannya, juga merasa kurang enak karena dituding bersikap keliru lalu akhirnya ia naik pitam dan berkata mulai agak keras. “Kamu itu anak muda jaga sopan santun berbicara dengan orang tua. Saya tahu apa yang saya lakukan, lagi pula kalau terjadi apa-apa dengan saya sedikitpun tidak akan merugikan kamu. Kamu uruslah sendiri urusanmu,” lalu ia tancap gas melarikan motornya.

benar saja, belum jauh motornya melintas sebuah kendaraan roda dua lainnya memotong arahnya dan terjadilah tabrakan. Bung Safety yang pertama melihat kejadian itu segera bertindak dan membawa tetangga ke rumah sakit terdekat. Kecelakaan tersebut masih tergolong ringan. Tetangganya hanya mengalami luka dia bagian pelipis mata kanannya dan sobekan di keningnya. Hasil pemerksaan dokter menunjukkan bahwa tidak terjadi geger otak dan pasien diperbolehkan pulang.

Tetangga tersebut  mengucapkan terimakasih atas pertolongan Bung Safety dan meminta maaf atas kata-kata kasarnya tadi. Semenjak kejadian tersebut tetangga yang dimaksud tak pernah lagi lalai menggunakan helm setiap kali akan mengendarai motor.

Jkt, 23/4/2015

0 komentar:

Posting Komentar