PIDATO ACARA LAMARAN

Minggu, 15 Maret 2015


Bismillahir Rahmanir Rahin.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmatNya, nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan, dan nikmat keluangan waktu sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang Mubarak ini untuk saling menjalin tali Silaturahim.

Sholawat kita panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya hingga para ulama terkini,  yang dengan ajaran dan bimbingannya kita dapat menjalankan Syariat Islam secara baik dan benar.

Terlebih dahulu,  perkenankan kami memperkenal diri. Kami dari keluarga besar Bapak Arif Latif dan Ibu Anty.  Bapak dan ibu dari anak/kemenakan kami angga Ardiansyah. Kami semua yang hadir di sini masih dalam satu ikatan darah dan kekeluargaan. Ada orang-orang tua kami, Ada paman dan tante kami, ada saudara- saudara kami, kakak dan adik sepupu, Kakak dan adik ipar, mertua, mantu dan besan.

Pertama-tama kami sampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar Bapak Amas beserta keluarga besarnya, dan juga kepada para ulama dan pemuka masyarakat di lingkungan tempat ini, atas penerimaan dan sambutan hangatnya menerima kunjungan silaturahim keluarga besar kami.

Bapak Amas dan Ibu yang kami hormati. Selain bersilaturahmi, kedatangan kami kemari ada maksud lain, semoga hal tersebut dianggap sebagai maksud yang baik. Kami mendengar di sini ada sekuntum bunga yang warnanya indah menyejukkan hati, harumnya semerbak mewangi, aromanya menyebar, bahkan sampai ke Cikarang,

Itulah yang menggoda hati seekor kumbang jantan yang bernama Angga Ardiansyah, hingga malam-malamnya sulit tidur, gelisah memikirkan siapakah bunga yang mewangi itu, ditaman manakan ia bersemi, dan siapa yang telah memelihara dan menyiraminya hingga tumbuh mekar dan mewangi.

Si kumbang jantan harus terbang jauh mencari tahu.  Ia berputar-putar di sekitar taman bunga, mencari tahu dan memastikan, bahwa tak ada kumbang lain yang hinggap di putik bunga. Si kumbangpun mulai tahu siapa yang selalu menjaga dan memelihara si bunga. Si kumbang jantan tentu saja belum berani untuk hinggap di putik bunga. Ada norma-norma agama yang membatasi, ada norma-norma budaya yang mengaturnya bagaimana cara hinggap dan memetik bunga pujaan rasa.

Bapak....dan Ibu..... jika memang anakda masih sendiri dan belum ada ikatan pertunangan, ataupun janji dengan lelaki lain, maka dengan mengucapkan Bismillahir Rahmanir Rahim, kami keluarga besar dari Bapak Arif Latif dan Ibu Anty bermaksud melamar anakda Evi Damayanti untuk dinikahkan dengan anak/kemenakan kami Angga Ardiansyah

Apakah hari ini, anak/kemenakan kami,si Kumbang Jantan Angga Ardiansyah akan merasakan hari bahagianya diterima sebagai sesuatu, ataukah si Kumbang Jantan akan kembali ke Cikarang dengan sayap yang patah dan tercabik-cabik. ? segala keputusan kami serahkan kepada Bapak Amas dan Ibu....serta keluarga besarnya. Kami hanya bisa memberi jaminan bahwa kami bersungguh-sungguh. Sebagaimana falsafah hidup budaya kami, ”sekali layar terkembang, pantang biduk surut kepantai,”

Harapan kami sekeluarga, dan berharap menjadi harapan kita semua, bahwa hari ini akan menjadi hari yang sangat membahagiakan.

Wabillahi Taufik Walhidayat
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.


0 komentar:

Posting Komentar