Secara
harfiah Nisfu Sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban. Sya’ban adalah salah
satu bulan dalam kalender hijriah, yaitu bulan sebelum bulan Ramadhan. Banyak
ayat dan hadist yang menjelaskan tentang beberapa keutamaan bulan Sya’ban,
khususnya pertengahan (nisfu) bulan sya’ban. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam
Gazali mengistilahkan malam nisfu sya’ban sebagai malam yang penuh dengan
syafaat (pertolongan).
Ritual Malam Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di
Indonesia tetapi juga di beberapa belahan dunia lainnya, bahkan Al Azhar
sebagai yayasan pendidikan terbesar, tertua dan ternama di Mesir melaksanakan
ritual malam nisfu sya’ban. Pada malam nisfu sya’ban diyakini bahwa Allah akan
memberikan keputusanNya tentang nasib anak manusia selama setahun ke depan
hingga perjumpaannya kembali dengan bulan sya;ban berikutnya.
Sesungguhnya ritual malam nisfu sya’ban secara sederhana
tak lain dari persiapan diri umat muslim memasuki bulan suci Ramadhan.
Persiapan tersebut meliputi persiapan mental dan persiapan fisik, sehingga umat
Islam ketika memasuki bulan suci Ramadhan sudah dalam keadaan iman yang mantap
dan telah mendapatkan syafaat dari Allah Azza Wajalla.
Sangat banyak hadist baik yang diriwayatkan oleh HR
Turmudzi, HR Baihaqi, dan lain-lain. Salah satu hadist HR Ibnu Majah tertulis,
“Diriwayatkan
dari Ali Bin Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda, Jika malam Nisfu Sya’ban
tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena
sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit
dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepadaKu, lalu aku
mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki, adakah
yang tertimpa bala, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga
terbit fajar”
Ritual
Malam Nisfu Sya’ban
Hadist
HR Ibnu Majah yang di atas tersebutlah yang menjadi inspirasi keluarga besarku
sehingga setiap tahun di pertengahan bulan sya’ban kami berkumpul bersama, baik
keluarga yang berada di Kota Administratif Palopo, di Kota Makassar, Kota
Kendari, maupun kami yang berada di kota besar Jakarta. Biasanya kami berkumpul
di rumah keluarga yang paling dituakan atau di rumah salah satu keluarga yang
memang telah ditentukan tempat pelaksanaan malam nisfu sya;ban.
Kami
biasa mengawalinya dengan sholat magrib berjamaah. Setelah itu kami melakukan
sholat sunnah nisfu sya;ban dua rakaat. Lalu kami bersama-sama membaca surah
Yasin untuk yang pertama dengan doa dipanjangkan umur dan dimaafkan segala dosa
yang telah diperbuat sehingga umur yang kita lalui penuh berkah dan bermanfaat
bagi diri, keluarga, lingkungan dan umat. Pembacaan Surah Yasin yang kedua
kalinya dengan doa diberikan rezeki yang halal dan barokah. Lalu pembacaan
Surah Yasin yang ketiga dengan doa dikuatkan iman sehingga senantiasa segala
tindakan dan perilaku kita di muka bumi senantiasa tetap berpegang teguh pada
Al Qur’an dan Al Hadistm dan juga dimintakan doa agar terhindar dari mala
petakan diluar kemampuan kita sebagai hamba Allah. Pada setiap akhir pembacaan
surah Yasin, salah seorang membacakan doa Nisfu Sya;ban yang diamini oleh para
jamaah.
Kebiasaan
seperti ini terus menerus keluarga besar kami lakukan setiap kali malam nisfu
sya’ban tiba. Pada tahun ini, kebetulan ketika aku berada di Makassar untuk
sebuah tugas dari kantor, aku sempatkan hadir bersama keluarga untuk
melaksanakan ritual malam nisfu sya’ban. Pada tahun 2014 ini ada sesuatu yang
luar biasa dilakukan oleh keluarga besarku di Makassar. Kami tidak hanya
melaksanakan malam nisfu sya’ban sekali di satu tempat, tetapi melaksanakannya
selama 6 hari berturut-turut dan bergiliran dari satu keluarga ke keluarga
lainnya. Aku sendiri memberi nama kebiasaan yang luar biasa ini sebagai, Road Show Nisfu Sya’ban.
Malam
pertama dilaksanakan di rumah Almarhumah kakakku Murni Zakaria, malam kedua di
rumah kakak yang paling kami tuakan Makmur Zakaria Opu Dg, Materru, malam
ketiga di rumah Hj. Sarinah, malam keempat di rumah Hj. Hamzainah, malam kelima
di rumah Abd. Harris/Hj. Susi, dan malam keenam sebagai malam pamungkas road
show Nisfu Sya’ban dilaksanakan di rumah pamanda H. Muhammad Saleh Yusmad. Aku
sendiri Alhamdulillah bisa menghadiri road show nisfu sya’ban di hari ketiga
hingga terakhir. Jadi praktis selama enam malam berturut-turut kami berkumpul
bersama melakukan ibadah pembacaan surah Yasin di malam nisfu sya’ban. Sungguh
suatu silaturahim keluarga besar yang tidak terputus menjelang masuknya bulan
ramadhan.
Aku
sangat terkesan dan bangga dengan keluarga besarku. Keluarga besar ini selalu
menjagaku dari kemungkinan-kemungkinan perbuatan yang tidak sesuai dengan
kaidah agama dan budaya yang kami anut dan pelihara secara turun temurun. Saat
itupun aku berjanji akan melakukan hal yang sama dengan keluarga besar Dg,
Pabarrang di Jakarta. Mungkin saja namanya bukan lagi Road Show Nisfu Sya’ban,
karena nama itu biarkan menjadi paten kegiatan keluarga besarku di Makassar.
Aku sendiri berencanakan menamakannya Safari Nisfu Sya’ban.
Alhamdulillah pada tahun ini, 2018 Keluarga besar Dg. Pabarrang di Jakarta kembali laksanakan Safari Nisfu Sya' ban dan pada hari pertama dilaksanakan di rumah kami. Selanjutnya akan bergilir ke mlam-malam berikutnya di rumah keluarga yang lain.
Pada kesempatan ini pula, menyambut bulan suci Ramadhan, saya pribadi dan keluarga besar kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sanak famili, kerabat dan para kenalan jika kami mempunyai kesalahan dan kealpaan. Semoga ibadah kita semakin meningkat dibulan ramadhan dan di hari hari berikutnya. Amin.
Alhamdulillah pada tahun ini, 2018 Keluarga besar Dg. Pabarrang di Jakarta kembali laksanakan Safari Nisfu Sya' ban dan pada hari pertama dilaksanakan di rumah kami. Selanjutnya akan bergilir ke mlam-malam berikutnya di rumah keluarga yang lain.
Pada kesempatan ini pula, menyambut bulan suci Ramadhan, saya pribadi dan keluarga besar kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sanak famili, kerabat dan para kenalan jika kami mempunyai kesalahan dan kealpaan. Semoga ibadah kita semakin meningkat dibulan ramadhan dan di hari hari berikutnya. Amin.
Tulisan
ini terinspirasi dari catatan adinda
Hj. Hamzainah Hamid Faisal tentang Nisfu
Sya’ban.
Jakarta, 2 Juli 2014
Bertepatan Peringatan hari Lahirnya
Kota Palopo
0 komentar:
Posting Komentar