PARAKANG, LEGENDA MANUSIA URBAN DARI SULAWESI SELATAN

Kamis, 19 Desember 2013

Manusia urban dalam hal ini bukanlah manusia yang berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya, melainkan manusia dari alam lain (Gaib, mistik, jin, setan, hantu, dll) yang masuk dalam kehidupan alam manusia. Kita kenal di Indonesdia ada beberapa manusia urban yang telah melegenda, seperti :

Kuntilanak, sering bersemayam di pohon-pohon dan sering menteror anak-anak dan wanita hamil. Wajahnya cantik dengan punggung berlubang.
Sundel Bolong, wanita berambut panjang dengan gaun putih panjang dan dipunggungnya ada bolong. Konon ceritera wanita itu dulunya diperkosa hinggá meninggal dan melahirkan di dalam kubur.
Pocong, sejenis hantu yang protes karena tali ikatan kafannya tidak dibuka sewaktu dikubur sehingga ia hidup gentayangan.
Tuyul, digambarkan sebagai manusia kerdil dengan kepala plontos. Ia sering dipelihara manusia untuk tujuan mencuri uang.
Genderuwo, adalah jin, atau mahluk halus yang kadang menjelma menjadi kera, babi dan binatang lainnya. Ia sering berada di pohon-pohon besar, bangunan tua dan batu berair. Pusat domisilinya di Hutan Jati Donoloyo, Wonogiri.
Wewe Gombel, hantu wanita cantik yang sering menculik anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Ia hanya menakut-nakuti orang tua. Legenda urban ini berada di daerah Gombel, Semarang.
Leak, legenda urban dari Bali dikenal sebagai penyihir jahat yang suka memakan bangkai Manusia di kuburan. Sering menjelma menjadi kera, babi, dll. Di Bali dikenal juga Rongda, yaitu ratunya Leak.
Kuyang, Marusia jadi-jadian dari Kalimantan yang suka menghisap darah bayi. Masyarakat sering mengusirnya dengan sapu ijuk atau memukul panji bertalu-talu.
Palasik, marusia jadi-jadian dari Minangkabau yang sering memangsa balita. Badan dan kepalanya terpisah. Jika kepala mencari mangsa maka ia akan terbang, Jika badannya mencari mangsa maka ia berjalan tanpa kepala.

Di Kampungku. Sulawesi Selatan ada juga manusia urban yang telah melegenda, yaitu Parakang. Parakang adalah manusia jadi-jadian yang bisa mengubah diri menjadi bermacam-macam wujud; pohon pisang, keranjang anyaman, kambing, dan bentuk hewan lainnya yang modelnya aneh dan menyeramkan. Ikhwal awalnya adalah manusia yang salah dalam menuntut ilmu gaib.

Pada siang hari Parakang tampak seperti manusia biasa, hanya matanya tetap merah menyeramkan. Pada malam hari barulah ia bergerak mencari mangsa di kolong-kolong rumah atau melintas di jendela mengendus mangsa siapa tahu ada yang bisa dihisap pantatnya dan dikeluarkan isi ususnya. Mangsa Parakang adalah orang sakit, sekarat ataupun yang sudah meninggal. Ia juga menyenangi janin dan bayi. Kalau ia tidak mendapatkan mangsa yang seharusnya, maka ia bisa memangsa kerbau peliharaan penduduk.

Keberadaan Parakang ini adalah turun temurun. Kalau orangtuanya Parakang maka anak cucunya juga Parakang. Karena itu masyarakat bisa mengenali Parakang berdasarkan garis keturunannya. Kalau Parakang sakarat karena ketuaannya, maka ia tidak bisa meninggal sebelum ada anggota keluarganya atau lainnya yang bersedia menerima ke-Parakangannya. Parakang yang sekarat akan terus berteriak, ”lemba” (pindah) sampai ada yang bersedia menerimanya dengan menyetujui berpindahnya Parakang pada diri yang menyambut dengan menyebut, ”lemba.” Parakang sangat tersiksa di akhir hayatnya apalagi jika tidak ada anggota keluarga yang bersedia menerima ilmunya.

Konon katanya keluarga Parakang itu gadis-gadisnya cantik dan kaya raya sehingga mampu menggoda para pemuda. Silahkan anda tambahkan jika ada keterangan lebih lanjut soal Parakang. Atau mungkin ada manusia urban di daerah anda yang perlu di share ke teman-teman.


0 komentar:

Posting Komentar