Manusia urban dalam hal ini bukanlah manusia yang berpindah dari satu
daerah ke daerah lainnya, melainkan manusia dari alam lain (Gaib, mistik, jin,
setan, hantu, dll) yang masuk dalam kehidupan alam manusia. Kita kenal di Indonesdia ada beberapa
manusia urban yang telah melegenda, seperti :
Kuntilanak, sering bersemayam di pohon-pohon dan
sering menteror anak-anak dan wanita hamil. Wajahnya cantik dengan punggung
berlubang.
Sundel Bolong, wanita berambut panjang dengan gaun
putih panjang dan dipunggungnya ada bolong. Konon ceritera wanita itu dulunya
diperkosa hinggá meninggal dan melahirkan di dalam kubur.
Pocong, sejenis hantu yang protes karena tali
ikatan kafannya tidak dibuka sewaktu dikubur sehingga ia hidup gentayangan.
Tuyul, digambarkan sebagai manusia kerdil
dengan kepala plontos. Ia sering dipelihara manusia untuk tujuan mencuri uang.
Genderuwo, adalah jin, atau mahluk halus yang
kadang menjelma menjadi kera, babi dan binatang lainnya. Ia sering berada di
pohon-pohon besar, bangunan tua dan batu berair. Pusat domisilinya di Hutan
Jati Donoloyo, Wonogiri.
Wewe Gombel, hantu wanita cantik yang sering menculik
anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Ia hanya menakut-nakuti orang tua.
Legenda urban ini berada di daerah Gombel, Semarang.
Leak, legenda urban dari Bali dikenal sebagai
penyihir jahat yang suka memakan bangkai Manusia di kuburan. Sering menjelma
menjadi kera, babi, dll. Di Bali dikenal juga Rongda, yaitu ratunya Leak.
Kuyang, Marusia jadi-jadian dari Kalimantan yang
suka menghisap darah bayi. Masyarakat sering mengusirnya dengan sapu ijuk atau
memukul panji bertalu-talu.
Palasik, marusia jadi-jadian dari Minangkabau
yang sering memangsa balita. Badan dan kepalanya terpisah. Jika kepala mencari mangsa maka ia akan
terbang, Jika badannya mencari mangsa maka ia berjalan tanpa kepala.
Di Kampungku. Sulawesi Selatan ada juga manusia urban yang telah melegenda,
yaitu Parakang. Parakang adalah manusia jadi-jadian yang bisa mengubah diri
menjadi bermacam-macam wujud; pohon pisang, keranjang anyaman, kambing, dan
bentuk hewan lainnya yang modelnya aneh dan menyeramkan. Ikhwal awalnya adalah
manusia yang salah dalam menuntut ilmu gaib.
Pada siang hari Parakang tampak seperti manusia biasa, hanya matanya tetap
merah menyeramkan. Pada malam hari barulah ia bergerak mencari mangsa di
kolong-kolong rumah atau melintas di jendela mengendus mangsa siapa tahu ada
yang bisa dihisap pantatnya dan dikeluarkan isi ususnya. Mangsa Parakang adalah
orang sakit, sekarat ataupun yang sudah meninggal. Ia juga menyenangi janin dan
bayi. Kalau ia tidak mendapatkan mangsa yang seharusnya, maka ia bisa memangsa
kerbau peliharaan penduduk.
Keberadaan Parakang ini adalah turun temurun. Kalau orangtuanya Parakang
maka anak cucunya juga Parakang. Karena itu masyarakat bisa mengenali Parakang
berdasarkan garis keturunannya. Kalau Parakang sakarat karena ketuaannya, maka
ia tidak bisa meninggal sebelum ada anggota keluarganya atau lainnya yang
bersedia menerima ke-Parakangannya. Parakang yang sekarat akan terus berteriak,
”lemba” (pindah) sampai ada yang bersedia menerimanya dengan menyetujui
berpindahnya Parakang pada diri yang menyambut dengan menyebut, ”lemba.”
Parakang sangat tersiksa di akhir hayatnya apalagi jika tidak ada anggota
keluarga yang bersedia menerima ilmunya.
Konon katanya keluarga Parakang itu gadis-gadisnya cantik dan kaya raya
sehingga mampu menggoda para pemuda. Silahkan anda tambahkan jika ada
keterangan lebih lanjut soal Parakang. Atau mungkin ada manusia urban di daerah
anda yang perlu di share ke teman-teman.
0 komentar:
Posting Komentar