Selamat Malam Pak Ahok…!
Pertama-tama izinkan saya mengucapkan
selamat kepada bapak sekeluarga yang merayakan pergantian tahun dan
peringatan-peringatan lain yang membahagiakan keluarga bapak.
Perkenalkan nama saya Bungko Dewa, salah
seorang warga bapak yang Insya Allah belum pernah dan tidak akan pernah
menimbulkan persoalan sosial di wilayah bapak. Jika nantinya surat ini
menimbulkan persoalan, percayalah itu karena saya tidak mengerti bahwa sebuah
tanya bisa menjadi sebuah persoalan. JIka bapak tidak berkenan untuk menjawab
surat yang penuh tanya ini, saya tentu akan kecewa. Bapak mungkin tidak punya
kewajiban untuk menjawab, tetapi sebagai warga saya mempunyai hak untuk tahu
alasan dan pertimbangan lahirnya sebuah kebijakan publik. Hak itu tertuang
dengan jelas dalam UU tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Bapak Ahok yang terhormat.
Kemarin, 13 Nopember 2016, saya berada di
Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk menemui teman-teman lama di Institut Kesenian
Jakarta (IKJ). Maklumlah karena kesibukan, sudah hampir lima tahun belakangan
ini aku tidak pernah lagi ke TIM. Karena kedatanganku agak siang, kuputuskan
untuk sholat dhuhur dahulu. Saat itu barulah aku teringat bahwa Masjid Amir
Hamzah yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 1977 oleh mantan gubernur Ali
Sadikin itu telah diruntuhkan. Di atas rerentuhan itu telah dibangun Gedung Art
Cinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.
Kini kemana kita akan sholat berjamaah ?
Seseorang menunjukkan ke lokasi basement Teater Jakarta. Untuk menuju ke
basement saya harus masuk melalui bangunan kaca di samping Teater, lalu
menuruni 27 anak tangga untuk sampai ke basement, tempat dimana mobil dan motor
di parkir. Sebagaimana layaknya basement, masjid sementara (entah sampai kapan)
itu terasa panas dan pengab meski beberapa kipas angin terpasang di pipa-pipa
yang mengatapi basement. Lebih menyedihkan lagi kiblatnya menghadap ke kamar
mandi tempat buang kotoran.
Bapak Ahok yang terhormat !
Saya
tidak akan mengulang pertanyaan mengapa masjid yang bersejarah tersebut harus
dirobohkan. Karena pertanyaan seperti itu selalu dijawab sebagai sebuah fitnah.
Semenjak dirobohkan pada Agustus 2013, setiap komentar tentang perobohan Masjid
Amir Hamzah selalu dianggap fitnah. Adalah Arie Budiman, Kepala Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang sering memberi penjelasan bahwa pembongkaran tersebut adalah untuk
direnovasi dan diperbesar. Dari berbagai pemberitaan pada masa itu,
pembongkaran dan pembangunan kembali Masjid Amir Hamzah akan berlangsung selama
dua tahun ke depan. Skh. Republika, 21/10/2013 menguitip pernyataan sekretaris
pengurus masjid Amir hamzah TIM, Arief Wibowo, “menurut rencana kerja,
pembangunan masjid yang baru akan berlangsung dua tahun sejak akhir tahun ini.”
Bapak Ahok yang terhormat.
Saat ini sudah berjalan tiga tahun.
Pembangunan Art Cinema di atas reruntuhan Masjid sudah rampung, sementara
pembangunan masjid Amir Hamzah tak jelas dimana dan kapan dimulainya. Berbagai
pertanyaan terus muncul, tetapi tak pernah ada jawaban dari bapak yang
terhormat. Apakah pembangunan kembali masjid Amir Hamzah hanya menjadi janji
pendahulu bapak dan tidak menjadi tanggungjawab pemerintah DKI Jakarta dibawah
komando Bapak ? Apakah janji pembangunan masjid hanya terus menjadi akan, akan,
dan akan terus dan tidak pernah menjadi kenyataan ? Mohon jawaban dan
penjelasan Bapak.
Bapak Ahok yang terhormat…!
Sudah
sejak lama ada niat untuk menulis surat terbuka buat bapak, tetapi selalu saja
urung saya lakukan. Niat itu kembali muncul saat pembacaan eksepsi bapak pada
sidang penistaan agama dimana bapak duduk sebagai tersangka. Saat itu bapak
memaparkan perhatian bapak terhadap umat Islam, dimana bapak menyatakan telah
membangun masjid di Bangka Belitung dan juga masjid Patahilla di Jakarta. Saya
terus menunggu dan terus menyimak jalannya persidangan, berharap bapak akan
mengatakan siap untuk membangun kembali Masjid Amir Hamzah. Tetapi hingga
pembacaan eksepsi berakhir tak ada satu kalimatpun yang berisi pengharapan
bahwa masjid Amir Hamzah akan segera di bangun kembali. Bapak menyinggung
pembangunan masjid, tetapi menyembunyikan fakta pembongkaran beberapa masjid
yang dilakukan di masa kepemimpinan bapak di Provinsi DKI Jakatrta.
Bapak Ahok yang terhormat…!
Hal
yang membuatku amat sedih adalah karena masjid Amir Hamzah yang dirobohkan itu
penuh dengan kenangan spiritualku. Mungkin dihampir setiap jengkal pelataran
masjid tersebut terdapat bekas-bekas sujudku. Masjid Amir Hamzah adalah masjid
historis yang penuh kenangan bagi para pelaku seni, khususnya seniman-seniman
muslim. Nama masjid itu sendiri mematri dua nama seniman besar dan pujangga
besar, yaitu Amir Hamzah dan Ismail Marzuki. Bahkan Taman Ismail Marzuki dan
masjid Amir Hamzah telah dinobatkan sebagai cagar budaya yang wajib
dipertahankan keberadaannya.
Bapak Ahok yang terhormat…!
Menurut
saya waktunya belumlah terlambat. Jika memang pemerintah Provinsi DKI Jakarta
masih memiliki agenda pembangunan kembali masjid Amir Hamzah, saya sarankan
dapat disegerakan. Saya percaya ketika publik melihat dengan mata kepalanya
sendiri peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Amir Hamzah di Taman
Ismail Marzuki, maka sedikit banyaknya kepercayaan umat Islam kepada bapak akan
pulih. Selebihnya saya kembalikan kepada bapak, dengan harapan bapak dapat
sungguh-sungguh membaca kegelisah dan kemarahan umat Islam saat ini. Persoalan
dan obatnya ada pada bapak yang terhormat.
Jakarta, 1 januari 2017
Salam warga
Bungko Dewa
0 komentar:
Posting Komentar