SURAT TERBUKA BUAT AHOK DAN PENDAHULUNYA

Sabtu, 31 Desember 2016


Selamat Malam Pak Ahok…!

Pertama-tama izinkan saya mengucapkan selamat kepada bapak sekeluarga yang merayakan pergantian tahun dan peringatan-peringatan lain yang membahagiakan keluarga bapak. 

Perkenalkan nama saya Bungko Dewa, salah seorang warga bapak yang Insya Allah belum pernah dan tidak akan pernah menimbulkan persoalan sosial di wilayah bapak. Jika nantinya surat ini menimbulkan persoalan, percayalah itu karena saya tidak mengerti bahwa sebuah tanya bisa menjadi sebuah persoalan. JIka bapak tidak berkenan untuk menjawab surat yang penuh tanya ini, saya tentu akan kecewa. Bapak mungkin tidak punya kewajiban untuk menjawab, tetapi sebagai warga saya mempunyai hak untuk tahu alasan dan pertimbangan lahirnya sebuah kebijakan publik. Hak itu tertuang dengan jelas dalam UU tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Bapak Ahok yang terhormat.

Kemarin, 13 Nopember 2016, saya berada di Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk menemui teman-teman lama di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Maklumlah karena kesibukan, sudah hampir lima tahun belakangan ini aku tidak pernah lagi ke TIM. Karena kedatanganku agak siang, kuputuskan untuk sholat dhuhur dahulu. Saat itu barulah aku teringat bahwa Masjid Amir Hamzah yang diresmikan pada tanggal 7 Januari 1977 oleh mantan gubernur Ali Sadikin itu telah diruntuhkan. Di atas rerentuhan itu telah dibangun Gedung Art Cinema Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.

Kini kemana kita akan sholat berjamaah ? Seseorang menunjukkan ke lokasi basement Teater Jakarta. Untuk menuju ke basement saya harus masuk melalui bangunan kaca di samping Teater, lalu menuruni 27 anak tangga untuk sampai ke basement, tempat dimana mobil dan motor di parkir. Sebagaimana layaknya basement, masjid sementara (entah sampai kapan) itu terasa panas dan pengab meski beberapa kipas angin terpasang di pipa-pipa yang mengatapi basement. Lebih menyedihkan lagi kiblatnya menghadap ke kamar mandi tempat buang kotoran.
Bapak Ahok yang terhormat !



            Saya tidak akan mengulang pertanyaan mengapa masjid yang bersejarah tersebut harus dirobohkan. Karena pertanyaan seperti itu selalu dijawab sebagai sebuah fitnah. Semenjak dirobohkan pada Agustus 2013, setiap komentar tentang perobohan Masjid Amir Hamzah selalu dianggap fitnah. Adalah Arie Budiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang sering memberi penjelasan  bahwa pembongkaran tersebut adalah untuk direnovasi dan diperbesar. Dari berbagai pemberitaan pada masa itu, pembongkaran dan pembangunan kembali Masjid Amir Hamzah akan berlangsung selama dua tahun ke depan. Skh. Republika, 21/10/2013 menguitip pernyataan sekretaris pengurus masjid Amir hamzah TIM, Arief Wibowo, “menurut rencana kerja, pembangunan masjid yang baru akan berlangsung dua tahun sejak akhir tahun ini.”

Bapak Ahok yang terhormat.

Saat ini sudah berjalan tiga tahun. Pembangunan Art Cinema di atas reruntuhan Masjid sudah rampung, sementara pembangunan masjid Amir Hamzah tak jelas dimana dan kapan dimulainya. Berbagai pertanyaan terus muncul, tetapi tak pernah ada jawaban dari bapak yang terhormat. Apakah pembangunan kembali masjid Amir Hamzah hanya menjadi janji pendahulu bapak dan tidak menjadi tanggungjawab pemerintah DKI Jakarta dibawah komando Bapak ? Apakah janji pembangunan masjid hanya terus menjadi akan, akan, dan akan terus dan tidak pernah menjadi kenyataan ? Mohon jawaban dan penjelasan Bapak.
Bapak Ahok yang terhormat…!

            Sudah sejak lama ada niat untuk menulis surat terbuka buat bapak, tetapi selalu saja urung saya lakukan. Niat itu kembali muncul saat pembacaan eksepsi bapak pada sidang penistaan agama dimana bapak duduk sebagai tersangka. Saat itu bapak memaparkan perhatian bapak terhadap umat Islam, dimana bapak menyatakan telah membangun masjid di Bangka Belitung dan juga masjid Patahilla di Jakarta. Saya terus menunggu dan terus menyimak jalannya persidangan, berharap bapak akan mengatakan siap untuk membangun kembali Masjid Amir Hamzah. Tetapi hingga pembacaan eksepsi berakhir tak ada satu kalimatpun yang berisi pengharapan bahwa masjid Amir Hamzah akan segera di bangun kembali. Bapak menyinggung pembangunan masjid, tetapi menyembunyikan fakta pembongkaran beberapa masjid yang dilakukan di masa kepemimpinan bapak di Provinsi DKI Jakatrta.

Bapak Ahok yang terhormat…!

            Hal yang membuatku amat sedih adalah karena masjid Amir Hamzah yang dirobohkan itu penuh dengan kenangan spiritualku. Mungkin dihampir setiap jengkal pelataran masjid tersebut terdapat bekas-bekas sujudku. Masjid Amir Hamzah adalah masjid historis yang penuh kenangan bagi para pelaku seni, khususnya seniman-seniman muslim. Nama masjid itu sendiri mematri dua nama seniman besar dan pujangga besar, yaitu Amir Hamzah dan Ismail Marzuki. Bahkan Taman Ismail Marzuki dan masjid Amir Hamzah telah dinobatkan sebagai cagar budaya yang wajib dipertahankan keberadaannya.

Bapak Ahok yang terhormat…!

            Menurut saya waktunya belumlah terlambat. Jika memang pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memiliki agenda pembangunan kembali masjid Amir Hamzah, saya sarankan dapat disegerakan. Saya percaya ketika publik melihat dengan mata kepalanya sendiri peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki, maka sedikit banyaknya kepercayaan umat Islam kepada bapak akan pulih. Selebihnya saya kembalikan kepada bapak, dengan harapan bapak dapat sungguh-sungguh membaca kegelisah dan kemarahan umat Islam saat ini. Persoalan dan obatnya ada pada bapak yang terhormat.



Jakarta, 1 januari 2017

Salam warga
Bungko Dewa

0 komentar:

Posting Komentar