BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN SAKSI KUNCI DALAM INVESTIGASI KECELAKAAN

Rabu, 24 September 2014


Setiap kali terjadi kecelakaan yang melibatkan moda transportasi darat, laut, maupun udara, maka masyarakat segera menunggu kabar berita dari dua sumber, yaitu media massa dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Media massa menjadi pihak yang begitu cepat menyajikan beritanya, terutama media on line dan media televisi yang segera menyampaikan running teks mengabarkan peristiwa yang terjadi pada kesempatan pertama. Untuk memenuhi keingintahuan masyarakat media massa berusaha mewawancarai berbagai sumber yang dapat memberikan keterangan tentang kronologis kejadian hingga terjadinya kecelakaan. Media massa tentulah bukan institusi yang dituntut untuk menjawab apa penyebab suatu kecelakaan, meskipun kadang-kadang media massa sampai pada kesimpulan-kesimpulan sementara yang masih bersifat spekulatif.

Sesuai dengan Undang-undang Perkeretaapian, Undang-undang tentang Pelayaran, dan undang-undang tentang Penerbangan, maka yang diberi kewenangan untuk melakukan investigasi terhadap kecelakaan moda transportasi adalah Komite Nasional Keselamatan Transportasi dengan maksud dan tujuan agar kecelakaan serupa dengan sebab yang sama tidak terulang lagi. Maka ketika lewat pemberitaan media massa masyarakat ramai pembicarakan suatu tragedi kecelakaan moda transportasi, sesungguhnya pada saat itu KNKT baru saja memulai pekerjaannya. KNKT secepat dan sesegera mungkin mengirimkan tenaga-tenaga investigatornya ke lokasi kecelakaan mengumpulkan data dan fakta untuk dianalisis lalu memetakan saksi-saksi kunci dan saksi-saksi lainnya untuk dimintai keterangan. Saksi kunci itu bisa dari pengendara moda transportasdi yang terlibat langsung dalam peristiwa kecelakaan, penumpang yang mengetahui situasi sebelum terjadi kecelakaan, atau saksi yang melihat dari dekat peristiwa kecelakaan tersebut.

Saksi kunci tersebut tentu saja memiliki keterangan yang dapat mengungkap sebab-sebab terjadinya sebuah kecelakaan. Begitu pentingnya saksi kunci hingga ada beberapa pihak yang mungkin terlibat dalam suatu kecelakaan berusaha menyembunyikan saksi kunci, bahkan hingga menghilangkannya. Oleh karena itu saksi kunci perlu dilindungi keberadaannya, dirawat dengan baik jika ia terluka, dihindarkan dari kemungkinan adanya interogasi dari pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. Bahkan kepolisianpun sebaiknya tidak menginterogasi saksi kecuali ditemukan bukti yang kuat adanya unsur pidana dalam peristiwa kecelakaan tersebut. Ini tentu saja untuk menjaga suasana hati saksi kunci agar tidak tertekan dalam memberikan keterangan kepada investigator KNKT nantinya.

Untuk itu seorang investigator KNKT sebelum melakukan wawancara harus terlebih dahulu meyakinkan saksi kunci bahwa tujuan investigasi KNKT adalah untuk mencari sebab terjadi kecelakaan agar kecelakaan serupa dengan penyebab yang sama tidak terjadi lagi. Investigasi KNKT bukan untuk mencari kesalahan, bukan untuk mengadili dan bukan juga untuk meminta pertanggungjawaban. Keseluruhan investigasi KNKT ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan moda transportasi dan memberi rasa nyaman dan aman bagi penggunanya.

Ketika saksi kunci telah memahami maksud dan tujuan kedatangan investigator, kita tentu berharap saksi akan menerima investigator sebagai mitra kerja dalam usaha besar bangsa ini untuk meningkatkan mutu moda transportasi bagi kepentingan seluruh masyarakat. Bagaimanapun, tidak ada kewajiban bagi saksi untuk memberi keterangan karena kerja investigasi KNKT bukanlah kerja penyidikan. Kalau saksi menolak kehadiran investigator dan menyatakan tidak bersedia diwawancarai, maka investigator tidak memiliki kewenangan untuk memaksa dan akhirnya investigator akan kehilangan informasi yang mungkin sangat berharga untuk mengungkap sebab-sebab sebuah kecelakaan transportasi. Oleh karena itu seorang investigator hendaknya tidak menciptakan jarak dengan saksi-saksi yang akan dimintai keterangannya.

Saat wawancara dengan saksi dimulai, maka awalilah dengan pertanyaan dan obrolan yang ringan-ringan terlebih dahulu, seperti menanyakan kondisi kesehatan saksi (saksi terluka berat/ringan), pelayanan kesehatan rumah sakit, keadan keluarga dan hal-hal lain yang bersifat pribadi. Sebelum memulai wawancara pastikan bahwa investigator telah melengkapi dirinya dengan kamera, alat rekam, dan alat tulis serta kisi-kisi pertanyaan sebagai frame agar investigator memahami apa yang harus ia dapatkan, apa yang mesti ia gali dan apa yang perlu terungkap dari pembicaraan dengan saksi kunci.

Ketika saksi mulai merasa nyaman berceritera, mulailah masuk ke pertanyaan inti. Ingatlah bahwa pertanyaan awal tidak harus bersifat investigatif. Arah pertanyaan bisa dengan meminta ia berceritera tentang apa yang saksi ketahui, apa yang saksi alami, dan apa yang saksi kerjakan sebelum detik terjadinya kecelakaan. Saksi mungkin akan berceritera panjang lebar hinga melebar kemana-mana. Biarkanlah ia melakukan hal itu dan jangan memotongnya untuk pindah ke persoalan lain. Biarkan ia menyelesaikan ceriteranya dengan caranya sendiri. Kalaupun investigator menyela, sebaiknya hanya untuk meminta kejelasan dari ceriteranya, bukan memotong dengan pertanyaan-pertanyaan baru. Cara seperti ini mungkin terkesan agak lama, tetapi bersabarlah mendengarkannya agar ada kesan bahwa investigator  cukup antusius mendengar bagian-bagian pengalaman traumatiknya (mungkin) dan itu akan membantu meringankan beban saksi setelah peristiwa kecelakaan yang ia alami.


Setelah proses wawancara dengan saksi selesai, jangan tunjukkan bahwa pekerjaan investigator telah selesai. Ini untuk menghindari kesan bahwa kedatangan investigator menemui saksi hanya untuk tujuan investigasi dan setelah maksud investigator tercapai ia akan pulang dan meninggalkan saksi dengan beribu pertanyaan tentang anda. Berilah kesan bahwa kedatangan anda sebagai investigator sebagai seserorang yang peduli dengan keadaannya dan mau mendengar ceritera-ceriteranya. Sehingga ketika investigator selesai dengan investigasinya, investigator pamit untuk memberi kesempatan kepada saksi kunci untuk beristirahat dan jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih untuk waktunya dan harapan anda akan kesehatan saksi kunci.

Ada baiknya seorang investigator sebelum pamit pulang dapat meninggalkan nomor kontak untuk saksi dan mendapatkan nomor kontak dari saksi kunci.  Bagaimanapun juga investigator masih akan memerlukan keterangan tambahan dari saksi. Biasanya informasi yang telah didapatkan akan dianalisis dan dihubungkan dengan data dan fakta lain. Dari sini nanti akan kita ketahui bahwa kita masih memerlukan keterangan tambahan dan atau perlu meminta konfirmasi atas keterangan saksi terdahulu yang perlu dikonfirmasi kembali. Sementara menunggu kemungkinan untuk investigator datang kembali menemui saksi, ada baiknya investigator selalu menyempatkan waktu menelpon saksi untuk menanyakan keadaan kesehatannya dan atau kondisinya saat itu. Ini akan memberi kesan kehendak investigator membangun hubungan personal dengan saksi, bukan hanya sebatas kebutuhan investigator akan keterangan saksi.

Pengalaman saya dalam wawancara dengan saksi membuktikan bahwa hubungan personal antara investigator dengan saksi akan banyak membantu mengungkapkan hal-hal yang kita perlukan untuk menggali lebih dalam sebab-sebab suatu kecelakaan. Bukti lain menunjukkan bahwa kedatangan investigator untuk yang kedua kalinya adalah kedatangan yang ditunggu-tunggu oleh saksi. Saksi tidak lagi melihat investigator sebagai investigator, melainkan telah dianggap sebagai teman berbicara yang mengasyikkan. Bahkan Beberapa saksi yang pernah saya wawancarai masih berhubungan baik dan sering melakukan kontak-kontak telepon, bahkan setelah hasil investigasi KNKT berikut rekomendasikan kepada pemangku kepentingan telah berlalu beberapa bulan.
 
Drs. Zulkomar
Investigator KNKT
Jakarta, 25 September 2014

MENIKMATI PENSI DI NAGARI KOTO KACIAK

Senin, 22 September 2014


Dua puluh tahun lebih aku mendambakan mendapat tugas di tanah Minangkabau, Sumatera Barat tetapi tak pernah kesampaian. Bukan berarti tak pernah ada tugas-tugas kunjungan ke provinsi tanah kelahiran Prof Dr. Buaya Hamka tersebut. Mungkin nasib yang menentukan untuk aku bersabar dari obsesi tersebut. Wajarlah jika aku sangat menginginkan kunjungan ke Sumatera Barat, mengingat istri yang kunikahi 22 tahun yang lalu itu berasal dari Nagari Koto Kaciak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Empat tahun yang lalu keluarga besar istriku termasuk anak-anakku telah menyempatkan pulang ke tanah leluhurnya, sementara aku ada saja halangan untuk mengunjungi kampung halaman istriku.

Tidak henti-hentinya aku berdoa dan berharap untuk punya kesempatan mengunjungi kota Padang. Setelah dua puluh tahun lebih akhirnya kesempatan itu datang juga. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memintaku untuk memberikan materi pelatihan tentang media handling pada hari Kamis, 18 September 2014. Untuk moment ini aku harus berterimakasih kepada dua orang Marsekal, yaitu pimpinanku Agus R. Barnas dan ketua KNKT Tatang Kurniadi yang telah memberi peluang hingga aku dapat mengunjungi kota Padang.

Terimakasih pula pada sahabatku Maulana, pihak Event Organizer yang telah meminta salah seorang supirnya mengantarkanku ke Nagari Koto Kaciak. Setelah sholat jumat kami meluncur menyusuri jalan beraspal melintasi kabupaten Pariaman. Kiri kanan jalan dipenuhi area persawahan dan pohon-pohon kelapa serta rumah-rumah penduduk yang sederhana. Gerimis yang mengiringi perjalanan kami sangat membantu mengatasi panasnya daerah pesisir. Setelah melewati kabupaten Pariaman dan mulai masuk ke Kabupaten Agam segarnya alam pegunungan mulai terasa. Banyak desa-desa dengan nama aksen daerah yang kami lewati tetapi tidak dapat aku hafalkan namanya. Mobil terus meluncur memasuki Lubuk Basuang lalu melingkari danau terbesar kedua, danau maninjau. Begitu luasnya danau maninjau hingga hamparannya tampak bak lautan tak bertepi. Akhirnya jam 17.00 WIB kami membelok ke kiri memasuki jalan kecil lalu mendaki memasuki Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Aku memasuki rumah mertua yang lebih dari 12 tahun ditinggal merantau oleh penghuninya. Kini rumah itu ditinggali oleh adik iparku yang kebetulan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Rumah kayu yang kokoh dengan enam belas jendela dan empat buah pintu. Pintu disini tidak selalu berarti tempat keluar masuknya penghuni. Ada juga pintu yang hanya berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara. Rumah ini dari pagi hingga sore hari seperti ruang terbuka yang membiarkan udara pegunungan keluar masuk. Rumah kayu tertata bersih karena tidak ada debu dan juga tidak dikhawatirkan adanya tikus dan serangga-serangga lainnya. Sungguh tempat yang sangat dekat dengan alam.

 Di atas meja kayu telah terhidang cemilan ringan yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Namanya Pensi, sejenis kerang air tawar yang banyak terdapat di dasar perairan dangkal Danau Maninjau. Bentuknya seperti kerang mini, bercangkang dua dan simetris berwarna coklat kehitam-hitaman. Cangkangnya tipis dengan ukuran 1 hingga 2 sentimeter. Makanan pensi ini hanya ditumis dengan bumbu seadanya dan kuah berlimpah. Rasa kuahnya segar dan khas karena pensi ini banyak mengandung zat kapur dari cangkangnya.

Aku coba mencicipinya tetapi aku kesulitan membuka cangkangnya. Sementara sopir yang membawaku serta kemenakanku yang baru berusia 4 tahun terlihat mengitu serius menikmati pensi. Mereka telah menghabiskan sepuluh pensi sementara aku masih berkutat membuka cangkangnya. Aku perhatikan mereka hanya perlu menggigit sedikit lalu cangkang pensi membuka dan isinya mereka sedot dan emut. Setelah berhasil membuka dan menikmati pensinya baru aku rasakan sensasi rasanya, tetapi tetap saja kesulitan menikmatinya karena waktuku lebih banyak untuk membuka cangkang daripada menikmati pensinya.

Pensi sungguh adalah karunia yang diberikan Allah kepada penghuni sekitar Danau Maninjau, karena untuk mendapatkannya sangat mudah. Pengambilan pensi bisanya pada lepas subuh hingga matahari terbit. Pengambilannya cukup mempergunakan tangkuk dari atas sampan nelayan, atau bisa juga turun ke air danau lalu dengan mempergunakan kaki mengumpulkan pensi hingga menggunung lalu menyelam dan menyendoknya dengan alat tangkuk atau wadah penampung. Siapapun dapat melakukannya. Tetapi kalau anda tak punya waktu untuk mengambilnya di dasar danau, jangan khawatir karena setiap hari ada saja penduduk yang menawarkan pensi dengan harga yang murah.

Dua hari di Nagari Koto Kaciak benar-benar aku manfaatkan untuk belajar menikmati pensi. setelah berusaha mencoba dan mencoba terus akhirnya aku mulai terampil membuka cangkang dengan gigi depan dan menikmati daging pensinya dengan lezat. Ternyata keterampilan memakan pensi adalah perpaduan keterampilan memakan kerang dan memakan kuaci. Kalau tak percaya silahkan datang ke Maninjau untuk mencobanya sendiri.

tadinya aku akan membawa pulang Pensi sebagai oleh-oleh khas Nagari Koto Kaciak. Tetapi urung kulakukan karena untuk mengolahnya menjadi lauk pauk ataupun cemilan membutuhkan keterampilan tersendiri dalam memasaknya. Kalau anda salah dalam mengolahnya dapat berakibat batuk-batuk, dan memang mereka yang sedang batuk dilarang keras memakan pensi. Entah apa sebabnya, belum aku telusuri secara mendalam. Aku terima saja informasi itu sebagai sebuah kebenaran karena mereka yang berada di sekitar Danau Maninjau mengatakan demikian.

Nagari Koto Kaciak
21 September 2014