ROAD SHOW NISFU SYA'BAN

Rabu, 02 Juli 2014


Secara harfiah Nisfu Sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban. Sya’ban adalah salah satu bulan dalam kalender hijriah, yaitu bulan sebelum bulan Ramadhan. Banyak ayat dan hadist yang menjelaskan tentang beberapa keutamaan bulan Sya’ban, khususnya pertengahan (nisfu) bulan sya’ban. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Gazali mengistilahkan malam nisfu sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).

            Ritual Malam Nisfu Sya’ban tidak hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga di beberapa belahan dunia lainnya, bahkan Al Azhar sebagai yayasan pendidikan terbesar, tertua dan ternama di Mesir melaksanakan ritual malam nisfu sya’ban. Pada malam nisfu sya’ban diyakini bahwa Allah akan memberikan keputusanNya tentang nasib anak manusia selama setahun ke depan hingga perjumpaannya kembali dengan bulan sya;ban berikutnya.

            Sesungguhnya ritual malam nisfu sya’ban secara sederhana tak lain dari persiapan diri umat muslim memasuki bulan suci Ramadhan. Persiapan tersebut meliputi persiapan mental dan persiapan fisik, sehingga umat Islam ketika memasuki bulan suci Ramadhan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan telah mendapatkan syafaat dari Allah Azza Wajalla.

            Sangat banyak hadist baik yang diriwayatkan oleh HR Turmudzi, HR Baihaqi, dan lain-lain. Salah satu hadist HR Ibnu Majah tertulis, “Diriwayatkan dari Ali Bin Abu Thalib bahwa Rasulullah SAW bersabda, Jika malam Nisfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar kepadaKu, lalu aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki, adakah yang tertimpa bala, lalu Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbit fajar”

Ritual Malam Nisfu Sya’ban
Hadist HR Ibnu Majah yang di atas tersebutlah yang menjadi inspirasi keluarga besarku sehingga setiap tahun di pertengahan bulan sya’ban kami berkumpul bersama, baik keluarga yang berada di Kota Administratif Palopo, di Kota Makassar, Kota Kendari, maupun kami yang berada di kota besar Jakarta. Biasanya kami berkumpul di rumah keluarga yang paling dituakan atau di rumah salah satu keluarga yang memang telah ditentukan tempat pelaksanaan malam nisfu sya;ban.

Kami biasa mengawalinya dengan sholat magrib berjamaah. Setelah itu kami melakukan sholat sunnah nisfu sya;ban dua rakaat. Lalu kami bersama-sama membaca surah Yasin untuk yang pertama dengan doa dipanjangkan umur dan dimaafkan segala dosa yang telah diperbuat sehingga umur yang kita lalui penuh berkah dan bermanfaat bagi diri, keluarga, lingkungan dan umat. Pembacaan Surah Yasin yang kedua kalinya dengan doa diberikan rezeki yang halal dan barokah. Lalu pembacaan Surah Yasin yang ketiga dengan doa dikuatkan iman sehingga senantiasa segala tindakan dan perilaku kita di muka bumi senantiasa tetap berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadistm dan juga dimintakan doa agar terhindar dari mala petakan diluar kemampuan kita sebagai hamba Allah. Pada setiap akhir pembacaan surah Yasin, salah seorang membacakan doa Nisfu Sya;ban yang diamini oleh para jamaah.


Kebiasaan seperti ini terus menerus keluarga besar kami lakukan setiap kali malam nisfu sya’ban tiba. Pada tahun ini, kebetulan ketika aku berada di Makassar untuk sebuah tugas dari kantor, aku sempatkan hadir bersama keluarga untuk melaksanakan ritual malam nisfu sya’ban. Pada tahun 2014 ini ada sesuatu yang luar biasa dilakukan oleh keluarga besarku di Makassar. Kami tidak hanya melaksanakan malam nisfu sya’ban sekali di satu tempat, tetapi melaksanakannya selama 6 hari berturut-turut dan bergiliran dari satu keluarga ke keluarga lainnya. Aku sendiri memberi nama kebiasaan yang luar biasa ini sebagai, Road Show Nisfu Sya’ban. 

Malam pertama dilaksanakan di rumah Almarhumah kakakku Murni Zakaria, malam kedua di rumah kakak yang paling kami tuakan Makmur Zakaria Opu Dg, Materru, malam ketiga di rumah Hj. Sarinah, malam keempat di rumah Hj. Hamzainah, malam kelima di rumah Abd. Harris/Hj. Susi, dan malam keenam sebagai malam pamungkas road show Nisfu Sya’ban dilaksanakan di rumah pamanda H. Muhammad Saleh Yusmad. Aku sendiri Alhamdulillah bisa menghadiri road show nisfu sya’ban di hari ketiga hingga terakhir. Jadi praktis selama enam malam berturut-turut kami berkumpul bersama melakukan ibadah pembacaan surah Yasin di malam nisfu sya’ban. Sungguh suatu silaturahim keluarga besar yang tidak terputus menjelang masuknya bulan ramadhan.


Aku sangat terkesan dan bangga dengan keluarga besarku. Keluarga besar ini selalu menjagaku dari kemungkinan-kemungkinan perbuatan yang tidak sesuai dengan kaidah agama dan budaya yang kami anut dan pelihara secara turun temurun. Saat itupun aku berjanji akan melakukan hal yang sama dengan keluarga besar Dg, Pabarrang di Jakarta. Mungkin saja namanya bukan lagi Road Show Nisfu Sya’ban, karena nama itu biarkan menjadi paten kegiatan keluarga besarku di Makassar. Aku sendiri berencanakan menamakannya Safari Nisfu Sya’ban.

Alhamdulillah pada tahun ini, 2018 Keluarga besar Dg. Pabarrang di Jakarta kembali  laksanakan Safari Nisfu Sya' ban dan pada hari pertama dilaksanakan di rumah kami. Selanjutnya akan bergilir ke mlam-malam berikutnya di rumah keluarga yang lain.

Pada kesempatan ini pula, menyambut bulan suci Ramadhan, saya pribadi dan keluarga besar kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada sanak famili, kerabat dan para kenalan jika kami mempunyai kesalahan dan kealpaan. Semoga ibadah kita semakin meningkat dibulan ramadhan dan di hari hari berikutnya. Amin.

 
Tulisan ini terinspirasi dari catatan adinda 
Hj. Hamzainah Hamid Faisal tentang Nisfu Sya’ban.

Jakarta, 2 Juli 2014
Bertepatan Peringatan hari Lahirnya Kota Palopo