Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.
Pertama-tama saya
ucapkan banyak terimakasih, kepada sahibul bait, Keluarga Besar Almarhum bapak Sutedja dan ibu Nur Hatidjah, terimakasih
yang tak kalah besarnya kepada para pemuka agama dan pemuka masyarakat di
lingkungan Penggilingan, Jakarta Timur atas penerimaannya. Maafkan jika
kedatangan rombongan kami ini agak banyak sehingga harus mensesaki tempat
tinggal sahibul bait, tapi percayalah, meskipun berdesak-desakan, hati kami
hari ini begitu riang dan lapang. Itu karena senyum yang kami peroleh dari
keluarga disini.
Berikutnya,
izinkan keluarga besar kami mengucapkan rasa belasungkawa yang mendalam atas
berpulangnya ke Rahmatullah Bapak Sutedja pada tanggal 24 April 2016 kemarin. Untuk
itu marilah kita bersama menyejukkan alam barsahnya...melapangkan jalannya
menghadap Sang Khalik dengan mengirimkan Surah Al Fatihah :
Auzubillahi
Minassyaitonir Rajim
Bismillahir
Rahmanir Rahim
Alhamdulillahi
Rabbal Alamin .....dst
Amin...
Perkenalkan keluarga
Kami dengar di
sini ada sebuah bunga yang tegah mekar.
Bentuknya indah,
harumnya semerbak
Aromanya terbawa
sepoi angin
hingga ke tanjung
priok.
Di saat fajar
warnanya putih keperak-perakan
saat mentari
memancar warnanya memerah saga
saat mentari
meninggi cahayanya memendar
Ketika Sang surya
mulai tergelincir
hadirlah warna
jingga menghias senja
Pujangga
mengatakan, jingga adalah warna cinta.
Begitulah
pangeran saya menyampaikannya di suatu malam
sambil
menyerahkan delapan lembar tulisan tentang
bunga.
Rupanya,
Pangeranku mulai jatuh hati pada sekuntum bunga.
Sebagai orang
tua, kala itu aku hanya berpesan
”Jagalah bunga
itu, tapi jangan pernah menyentuhnya.
Biarkan ia
semakin mekar di tangkainya”
Delapan lembar tulisan tentang bunga
ditulis sendiri oleh bunga
bunga
itu.......adalah Rina Cahyani
dan Pangeran yang
menginginkannya adalah Muhammad Alfisyahrin
Oleh karena itu,
dengan mengucapkan Bismillahir Rahmanir Rahim.
Jika anakda Rina Cahyani belum ada ikatan dengan siapa siapa
kami bermaksud
meminta, melamar, meminang ananda Rina
untuk dapat
dipersunting oleh anakda Muhammad Alfisyahrin.
kami tidak dapat
memberikan janji kehidupan apa-apa
kecuali jaminan
bahwa anak kami
Insya Allah siap
menjadi imam bagi keluarganya kelak.
Maksud telah kami
sampaikan
Keputusan kini
sepenuhnya ada di tangan Sahibul bait.
Akankah kami
kembali dengan wajah tertunduk
menaham butiran
embun di kelopak mata ?
Ataukah kami akan
kembali dengan hati gembira
dan berceritera
tentang harapan-harapan ke depan.
Seluruhnya saya
serahkan kepada sahibul bait
Wabillahi Taufik
Walhidayah
Wassalamu Alaikum
Wr. Wb.
Jakarta, 28 Mei 2016